Ambroxol dan bromhexine sama-sama digunakan sebagai ekspektoran pada batuk berdahak. Keduanya mampu mengencerkan dahak sehingga lebih mudah disekresikan lewat mekanisme batuk. Dengan begitu, frekuensi batuk pun akan semakin berkurang. Akan tetapi, manakah yang lebih cocok dan efektif untuk meredakan batuk?
Apa keguaannya?
Baik ambroxol maupun bromhexine merupakan agen mukolitik yang berfungsi mengencerkan dahan sehingga lebih mudah keluar dari saluran pernapasan. Keduanya juga bisa membantu mengatasi gejala asma tingkat ringan sampai sedang. Akan tetapi, jika asma telah memasuki tingkat berat, dibutuhkan penanganan dan pengobatan yang lebih intensif. Tak hanya itu, ambroxol dan bromhexine juga mampu membantu mengatasi gangguan penyakit pernapasan lainnya.
Sebuah studi menunjukkan, ambroxol mampu mengatur kadar dahak di saluran pernapasan, sebagai anti inflamasi, serta memiliki aktivitas antioksidan sehingga bisa digunakan penderita asma. Sedangkan, bromhexine juga memiliki kandungan antioksidan dan berpotensi dalam mengatasi infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA.
Over the counter atau bukan?
Ambroxol tergolong obat keras sehingga harus menggunakan resep dokter saat membeli di apotek. Bagi anak usia di bawah 2 tahun, penggunaannya harus sangat hati-hati serta konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Bagi ibu hamil, hanya diperbolehkan jika usia kehamilan telah memasuki trimester ketiga serta kondisi ibu dalam keadaan sehat atau bukan tergolong kehamilan risiko tinggi. Ibu hamil usia trimester pertama sangat tidak dianjurkan mengonsumsi ambroxol.
Bromhexine tergolong sebagai obat bebas terbatas, artinya obat ini merupakan golongan obat keras, namun dijual bebas di apotek dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Meskipun demikian, pemakaiannya harus benar-benar sesuai dengan petunjuk kemasan. Bromhexine termasuk kategori C bagi ibu hamil dan menyusui. Kategori tersebut menunjukkan bahwa terdapat efek buruk bagi janin, sedangkan bagi ibu hamil dapat dipertimbangkan meskipun tetap berisiko.
Lama obat bekerja
Ambroxol mulai bekerja melakukan fungsinya yaitu 30 menit setelah obat dikonsumsi. Namun, efeknya akan terasa setelah 16-24 jam. Sama seperi ambroxol, bromhexine melakukan fungsinya 30 menit setelah dikonsumsi. Akan tetapi, efeknya terjadi lebih lama yaitu 2-3 hari setelah dikonsumsi. Lama obat bekerja dan efeknya pada tubuh akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Efek samping
Tak seperti obat batuk pada umumnya, ambroxol tidak menyebabkan mengantuk. Ambroxol kebanyakan menunjukkan efek samping pada mekanisme saluran pencernaan. Berikut merupakan kemungkinan gejala yang dialami setelah mengonsumsi ambroxol:
Mual
Muntah
Diare
Mulas atau kembung
Nyeri perut
Tenggorokan atau mulut kering
Perubahan rasa di lidah
Berkurangnya sensitivitas mulut atau faring
Sama seperti ambroxol, bromhexine tidak menimbulkann kantuk, kecuali jika dikonsumsi bersamaan dengan obat lainnya. Bromhexine memiliki efek samping berkaitan dengan saluran pencernaan, sistem saraf, maupun reaksi alergi seperti berikut ini:
Diare
Mual dan muntah
Nyeri perut
Pusing dan sakit kepala
Berkeringat
Ruam dan gatal di kulit
Timbul reaksi alergi berat, seperti sindrom Steven Johnson dan nekrolis epidermal toksik. Reaksi alergi ini tergolong jarang terjadi
Meskipun memiliki kegunaan yang sama, perizinan pembelian obat dengan atau tanpa resep dokter, efek obat bekerja, serta efek samping yang ditimbulkan pun berbeda. Jika muncul gejala lain selama pengobatan atau batuk tidak kunjung sembuh, sebaiknya Anda memerikasana diri ke dokter agar diberikan penangangan dan pengobatan yang tepat.
No comments: