Stres yang terkondisi dengan baik memang tidak akan
membahayakan, tapi stres yang berlebihan dan dibiarkan berlarut-larut akan
berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Ini tidak terkecuali stres pada ibu hamil. Stres saat hamil tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tapi juga
pada janin di dalam rahim. Oleh sebab itu, penting sekali mengetahui penyebab, efek
buruk, dan upaya untuk mengurangi stres pada ibu hamil.
Efek buruk
stres pada ibu hamil dan janin
Ketika Ibu hamil mengalami stres, maka tubuhnya akan
mengeluarkan hormon kortisol atau hormon stres lainnya dalam jumlah yang
banyak. Jika hormon ini meningkatkan, maka detak jantung ibu juga ikut meningkat.
Akibatnya, ibu hamil berisiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan, seperti:
1.
Preeklampsia.
2.
Keguguran.
3.
Melahirkan
secara prematur.
4.
Melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
5.
Gangguan
tidur.
Dalam kasus yang lebih parah, stres kronis pada ibu
hamil dapat mengubah kebiasaan atau perilaku ibu, seperti kurang selera makan,
malas berolahraga, dan tidak cukup istirahat. Alhasil, ibu hamil kekurangan
gizi dan melewatkan periode emas anak, yaitu 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
yang dimulai sejak janin di dalam kandungan.
Hal-hal yang
dapat menyebabkan stres pada ibu hamil
Berbagai fakor dapat menyebabkan stres pada ibu hamil,
seperti:
1.
Keluhan yang
membuat tidak nyaman saat hamil, seperti mual-mual, sembelit, nyeri perut,
sakit punggung, dan lain sebagainya.
2.
Perubahan
hormon yang menyebabkan suasana hati mudah berubah dan terbawa emosi.
3.
Terlalu
mencemaskan hal-hal yang bahkan belum terjadi, misalnya proses persalinan dan
cara merawat bayi.
4.
Beban
pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum Anda mengambil cuti melahirkan.
5.
Khawatir si
Kecil di dalam kandungan mengalami masalah kesehatan, seperti cacat fisik atau
sindrom.
6.
Janin mengalami
masalah kesehatan tertentu dan bumil merasa tidak siap untuk menghadapinya.
7.
Adanya
musibah yang tidak terduga, seperti kematian anggota keluarga atau sahabat,
pertengkaran dengan suami, kehilangan pekerjaan, dan bencana alam.
8.
Kondisi
ekonomi yang sulit, sehingga melakukan banyak pinjaman atau cicilan.
9.
Menderita
penyakit tertentu yang dapat berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan bayi,
seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit turunan lainnya.
10.
Memiliki
trauma pada kehamilan sebelumnya, seperti pernah keguguran atau melahirkan
secara prematur.
Mungkin masih banyak lagi hal-hal yang dapat
menyebabkan stres pada ibu hamil. Namun, apapun itu penyebabnya, ibu hamil
harus mampu mengelola stres dengan baik. Jangan sampai stres dibiarkan terlalu
lama hingga mengganggu kesehatan Anda dan si Kecil di dalam rahim yang sedang
bertumbuh dan berkembang.
Cara ampuh
mengatasi stres pada ibu hamil
Untuk mencegah dan mengurangi stres saat hamil, Anda
bisa melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1.
Ceritakan
atau curhat keluh kesah Anda kepada seseorang yang Anda percayai.
2.
Jangan malu
untuk meminta bantuan kepada keluarga, kerabat, atau teman Anda.
3.
Relaksasikan
tubuh Anda, seperti yoga, meditasi, atau sekedar mendengarkan musik.
4.
Terapkan gaya
hidup yang sehat, seperti istirahat dan tidur yang cukup, tidak merokok, dan
tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
5.
Jaga pola
makan tetap sehat, seperti tidak melewatkan sarapan, cukup minum air putih,
serta batasi asupan garam, gula, dan lemak. Selain itu, penuhi asupan gizi ibu
hamil dengan memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan suplemen
dengan anjuran dokter atau bidan.
6.
Jangan mudah
percaya dengan mitos-mitos kehamilan yang beredar. Konsultasikan dengan dokter
Anda langsung jika memang ada keluhan yang Anda alami.
7.
Manjakan diri
Anda dengan hal-hal yang membuat Anda bahagia, seperti menonton film, berendam dengan
air hangat, atau pijat prenatal.
Jika stres pada ibu hamil sulit dikendalikan walaupun
telah melakukan berbagai upaya, maka segeralah menemui dokter psikiater untuk mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Anda dan si Kecil pun bisa terhindar dari efek
buruk stres selama kehamilan.
No comments: