Masalah pernapasan termasuk kondisi yang tidak bisa disepelekan, contohnya seperti bradipnea. Kemungkinan Anda akan tidak menyadari ketika mengalaminya. Namun, ada beberapa gejala yang bisa Anda jadikan acuan. Gejala ini terbilang samar dan mungkin sering terjadi dalam sehari-hari. Jadi, jika terdapat tanda-tanda tersebut, maka sebaiknya segera periksa ke dokter.
Gejala Bradipnea
Bradipnea adalah sebuah kondisi dimana laju pernapasan melambat. Jadi, totalnya kurang dari angka normal dalam satu menit. Kondisi ini sering tidak disadari karena memang tidak bisa menghitung sendiri laju napas. Jadi, harus ke dokter untuk mengetahuinya lebih lanjut.
Penurunan laju napas tergantung dari usia karena tingkatan normalnya pun berbeda. Bradipnea pada bayi akan membuatnya merasa tidak nyaman. Sebab, munculnya gejala yang dialaminya.
Mengenai gejalanya kemungkinan hampir sama antara dewasa dan anak-anak. Namun, pembedanya hanya dari penyebab yang memicu lambatnya pernapasan. Berikut penjelasannya.
1. Gejala dari Penyalahgunaan Opioid
Opioid termasuk obat penghilang rasa sakit yang bisa membuat Anda kecanduan. Maka dari itu, pemakaiannya seringkali disalahgunakan karena terlanjur tidak nyaman ketika tidak meminumnya.
Beberapa opioid tersebut diantaranya heroin, morfin, kodein, oksikodon, dan hidrokon. Jadi, sebaiknya gunakan sesuai resep dokter agar tidak mengalami efek berlebih.
Namun, ternyata penggunaan obat ini sudah dilarang di beberapa negara. Kemungkinan karena penyalahgunaan tersebut. Obat ini bisa berpengaruh terhadap reseptor otak dan pernapasan pun bisa melambat. Gejala yang Anda alami pada faktor ini biasanya gangguan tidur, mual, gugup, dan sembelit.
2. Hipotiroidisme
Kelenjar endokrin terbesar yang berperan penting dalam tubuh adalah kelenjar tiroid. Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon. Jika terdapat gangguan pada kelenjar ini, maka disebut hipotiroidisme.
Gejala yang ditimbulkan selain lambatnya pernapasan adalah lelah, berat badan naik, kulit kasar, dan nyeri otot. Selain itu, juga bisa memicu kerontokan rambut dan lebih sensitif terhadap cuaca dingin.
3. Keracunan
Jika Anda mengalami bradipnea karena keracunan, maka gejalanya bisa berupa mual, diare, muntah, dan sakit kepala. Selain itu, juga bisa berakibat kejang-kejang sampai kehilangan penglihatan.
Zat yang sangat berpengaruh pada kondisi ini adalah sodium azide. Biasanya terdapat di airbag mobil, bahan peledak, atau pestisida. Jika sampai terhirup dalam jumlah banyak, maka bisa berpengaruh pada sistem saraf dan mengakibatkan keracunan.
Selain sodium azide, juga bisa karena keracunan karbon monoksida. Gas ini biasanya hasil dari pembakaran atau asap kendaraan. Maka dari itu, Anda harus berhati-hati terhadap zat-zat tersebut.
4. Cedera di Kepala
Jika Anda mengalami cedera di kepala khususnya pada area bawah atau batang otak, maka bisa memicu bradikardi. Kondisi ini merupakan denyut jantung yang menurun. Tentu saja, akan berkemungkinan juga mengalami lambatnya pernapasan.
Cedera kepala biasanya disebabkan oleh pukulan benda tajam, kecelakaan, atau lainnya. Jika mengalami kejadian seperti itu, pastikan cederanya tidak mengenai batang otak. Gejala yang dapat terlihat biasanya berupa kehilangan daya ingat yang bersifat sementara atau sulit mengingat. Selain itu, juga sering kebingungan, linglung, pusing, sakit kepala, hingga penglihatan kabur.
Mual, muntah, tubuh lemah, dan kulit mengalami ruam juga bisa terjadi ketika pernapasan melambat. Jika terus dibiarkan, maka bisa akan terus menurun dan mengancam nyawa.
Jadi, jika ketika cedera di kepala dan menemukan gejala tersebut, sebaiknya lakukan tes pernapasan. Dengan begitu, Anda bisa tahu apakah hanya efek dari cedera atau ada gangguan lain.
Itulah gejala-gejala dari bradipnea yang digolongkan berdasarkan penyebabnya. Pemeriksaan bisa dimulai sejak kondisi napas melambat disertai kelelahan atau linglung tanpa sebab. Bisa juga diikuti dengan gejala lain seperti yang telah terpapar di atas.
No comments: