Kolagen bukanlah pemain baru dalam menjaga elastisitas kulit dan membuat kulit tampak awet muda. Sejak awal kehidupan manusia, salah satu jenis protein ini sudah diproduksi secara alami di dalam tubuh.
Kolagen terlibat dalam pembentukan dan fungsi berbagai jaringan dan bagian tubuh seperti kulit, otot, tulang, dan organ tubuh. Namun seiring bertambahnya usia, produksi kolagen menurun sehingga menyebabkan jaringan dan organ tubuh tidak berfungsi secara maksimal. Kulit akan kehilangan elastisitasnya, sendi kaku, dan munculnya masalah pencernaan.
Bagaimana tubuh membuat kolagen?
Sebagian besar protein dalam tubuh adalah kolagen, ini ditemukan dalam otot, tulang, pembuluh darah, kulit, organ, dan jaringan tisu lainnya. Untuk membuat kolagen dan protein lainnya, tubuh memerlukan kombinasi asam amino, vitamin, dan mineral khususnya vitamin C, seng (zinc), dan tembaga yang didapat dari makanan kaya nutrisi seperti daging, kacang-kacangan, maknaan laut, sayuran hijau, buah, dan produk susu dan olahannya.
Namun seiring bertambahnya usia, tubuh tidak bisa lagi menyerap dan mensitetis nutrisi secara maksimal sehingga produksi kolagen menurun. Untuk memastikan tubuh mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kolagen, diperlukan perubahan pola makanan menjadi lebih sehat dan bergizi.
Penyebab menurunnya kadar kolagen dalam tubuh
Usia adalah salah satu faktor terbesar yang menyebabkan menurunnya produksi kolagen dalam tubuh. Memasuki usia 20 tahun, lapisan dermis mulai mengalami penurunan produksi kolagen sebesar 1%, dan proses eksfoliasi kulit juga menurun hingga 28% yang berarti banyak sel kulit mati tidak mengelupas secara alami.
Di usia 30 tahunan, transfer kelembaban dari dermis ke epidermis melambat dan sel-sel lemak pun mulai menyusut, yang menyebabkan kulit terlihat kusam dan menipis. Memasuki uia 40 tahun, kadar kolagen akan berkurang secara drastis sehingga pada usia 50 tahun kulit menjadi kering, mudah timbul bekas noda dan memar, dan keriput.
Namun selain pertambahan usia, ada beberapa hal yang dapat mempercepat penuaan sel-sel tubuh sehingga kolagen akan lebih cepat berkurang walaupun di usia yang masih terbilang muda.
Merokok
Rokok adalah alasan terbesar kerusakan kolagen karena saat merokok, pembuluh darah akan menyempit sehingga pengiriman aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi lain ke kulit dan organ tubuh akan terhambat. Akibatnya jaringan akan mengalami kematian dini karena tak bisa beregenerasi. Selain itu rokok juga dapat mencegah penyerapan vitamin C yang diperlukan tubuh untuk membuat kolagen.
Paparan sinar UV
Paparan sinar UV secara berlebihan dapat merusak kolagen hingga level tertentu. Sinar UV juga akan mengaktifkan melanosit sehingga terjadinya hiperpigmentasi kulit, serta memicu enzim di kulit untuk memecah serat kolagen dan elastin yang menyebabkan penipisan kulit dan kerutan.
Stres
Hormon kortisol yang dilepaskan saat stres dalam memecah kolagen dan mengurangi produksi kolagen alami dalam tubuh. Karena itu seseorang dengan stres kronis ditandai dengan wajah yang terlihat kusam dan lebih tua, serta rentan terhadap berbagai masalah kesehatan.
Konsumsi gula berlebih
Mengonsumsi makanan tinggi gula secara berlebihan dapat menyebabkan pengerasan dan fragmentasi kolagen yang melemahkan fondasi kulit. Kulit pun menjadi kehilangan elastisitasnya dan memicu tanda-tanda penuaan dini.
Kekurangan vitamin C
Kadar vitamin C yang cukup diperlukan untuk produksi kolagen dalam tubuh. Karena itu vitamin C terbukti dapat membuat kulit tampak lebih cerah, menyamarkan kerutan dan tanda-tanda penuaan lainnya karena itu semua juga peran dari kolagen.
Faktor genetika
Genetik memegang peranan besar dalam aspek kehidupan, termasuk juga dalam hal produksi kolagen. Jadi jika ada lansia yang kulitnya masih tampak bagus, ada kemungkinan besar faktor genetik berperan di dalamnya.
Catatan
Menurunnya produksi kolagen secara alami tak bisa dihentikan, namun dengan mengonsumsi makanan tinggi nutrisi dibantu dengan konsumsi suplemen kolagen berkualitas dapat menggantikan jumlah kolagen yang hilang. Selain itu, gunakan sunscreen ber-SPF secara rutin untuk melindungi kulit dan membantu mencegah penurunan kolagen secara drastis.

No comments: