Sarkopenia adalah sebuah kondisi di mana Anda kehilangan massa otot akibat proses penuaan alami. Penurunan massa otot ini dapat mengurangi kekuatan seseorang. Sebagai hasilnya, keseimbangan dan gaya berjalan penderita sarkopenia akan terpengaruh. Sarkopenia menyebabkan seseorang kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Contohnya adalah aktivitas seperti naik tangga, mengangkat benda yang berat, dan bahkan berjalan.
Meskipun bertambahnya usia merupakan penyebab utama Sarkopenia, faktor lain dapat berkontribusi terhadap hilangnya massa otot. Adapun beberapa faktor risiko Sarkopenia di antaranya adalah:
Hidup dalam gaya hidup sedentary. Sedikit atau tidak mendapatkan aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari (seperti duduk di depan komputer terus menerus) dapat meningkatkan risiko sarkopenia saat mereka bertambah usia.
Nutrisi yang buruk. Kebiasaan makan yang buruk dapat menyebabkan perkembangan sarkopenia. Meskipun nutrisi yang buruk ini dapat terjadi kapan saja dan pada usia berapapun, hal ini dapat memengaruhi seberapa cepat massa otot berkurang pada lansia.
Lansia sering kurang makan, yang mana dpaat menyebabkan malnutrisi. Menurut IOF, sekitar 41 persen wanita dan 38 persen pria berusia di atas 50 tahun mengonsumsi lebih sedikit protein dibandingkan dengan nilai harian yang direkomendasikan. Mengonsumsi makanan yang memproduksi banyak asam, seperti gandum dan makanan olahan, dan mengonsumsi sedikit buah dan sayuran juga dapat memengaruhi massa otot secara negatif.
Gejala sarkopenia bervariasi tergantung seberapa banyak massa otot yang telah hilang. Beberapa gejala yang biasa dijumpai di antaranya adalah berkurangnya ukuran otot, kelemahan, hilangnya ketahanan, keseimbangan yang buruk, dan kesulitan naik tangga. Berkurangnya massa otot mungkin tidak terlihat sebagai kekhawatiran tersendiri bagi beberapa orang. Namun, hilangnya massa otot dapat menyebabkan Anda menjadi lemah, meningkatkan risiko untuk jatuh, dan membatasi kemandirian seseorang. Sarkopenia juga dapat menyebabkan seseorang berkurang partisipasi mereka dalam aktivitas fisik. Berkurangnya aktivitas ini kemudian akan terus meningkatkan hilangnya massa otot, yang dapat secara negatif memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Dokter sering mendiagnosis sarkopenia berdasarkan gejala yang dilaporkan oleh penderita. Dalam beberapa kasus, seorang dokter dapat merekomendasikan DXA dan tes kecepatan berjalan untuk membuat diagnosis. DXA menggunakan sinar-X energi rendah untuk mengukur massa tulang. Ketika digunakan dalam kombinasi bersama tes kecepatan berjalan, prosedur ini dapat membantu dalam diagnosis sarkopenia. Dalam beberapa kasus, dokter dapat melakukan tes tambahan, seperti mengukur kekuatan genggaman tangan.
Saat ini, belum ada obat-obatan yang disetujui penggunaannya oleh FDA untuk merawat sarkopenia. Namun, ada tindakan manajemen yang berfokus pada perubahan gaya hidup guna mencegah hilangnya massa otot. Berikut ini adalah hal yang bisa Anda lakukan di antaranya adalah:
Latihan. Ketika kita membicarakan seputar massa otot, Anda harus sering menggunakannya. Memperkuat massa otot adalah satu-satunya cara untuk menjaga massa dan kekuatan otot. Ketika otot tidak digunakan, otot akan menyusut. Latihan kekuatan atau latihan resistensi dapat meningkatkan ukuran, kekuatan, dan tone otot. Latihan juga dapat memperkuat tulang dan otot, yang mana sangat baik untuk kesehatan tubuh seseorang.
Nutrisi. Nutrisi lengkap sangat penting untuk merawat sarcopenia. Bahkan nutrisi dapat mencegah atau menunda kondisi ini. Anda juga direkomendasikan untuk banyak mengonsumsi cukup protein. USDA merekomendasikan memilih unggas tanpa kulit dan daging tanpa lemak sebagai sumber protein baik.
Tidak ada obat untuk sarkopenia. Kondisi hilangnya massa otot ini akan bertambah parah seiring dengan pertambahan usia. Namun, Anda bisa mengurangi risiko dan mengatasi gejala sarkopenia dengan rutin melakukan latihan atau olahraga dan mengonsumsi makanan sehat kaya kandungan protein.
No comments: