Rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan bayi yang sedang dikandung. Rubella sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan karena infeksi virus rubella dan pada umumnya dikenal sebagai campak Jerman atau campak tiga hari.
Rubella tidak sama dengan campak. Jika Anda mengalami rubella, maka Anda dapat menyebarkan virus rubella melalui tetesan di udara saat Anda sedang batuk atau bersin. Rubella juga dapat menimbulkan ruam, pembengkakan kelenjar dan demam.
Bagi orang biasa, gejala rubella biasanya berlangsung dalam kadar yang ringan. Namun, rubella bisa memunculkan gejala yang berat dan menimbulkan bahaya pada janin dari seorang ibu hamil. Rubella pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, lahir mati, atau cacat lahir yang serius.
Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi akibat virus rubella juga dapat menyebabkan radang sendi, yaitu bentuk lain dari nyeri sendi atau komplikasi langka lainnya. Jika Anda mendapatkan diagnosis menderita rubella dan mengalami beberapa masalah kesehatan apapun, segeralah untuk memeriksakan diri kepada dokter.
Gejala Rubella
Gejala akibat infeksi rubella yaitu demam, sakit tenggorokan, pilek, dan merasa tidak sehat. Gejala rubella biasanya akan mulai terlihat antara 14 sampai 21 hari setelah infeksi. Namun, banyak juga seseorang yang memiliki virus rubella tidak merasakan gejala tidak enak badan atau tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Jika Anda mengalami rubella, besar kemungkinan akan timbul pembengkakan kelenjar termasuk kelenjar yang ada di bagian belakang leher dan di belakang telinga. Ruam akibat rubella bisa muncul sebagai titik-titik kecil yang nanti akan membentuk area yang lebih besar dan menjadi berwarna merah. Ruam biasanya pertama kali muncul di wajah dan kemudian menyebar ke leher, tubuh bagian atas, lengan, dan kaki. Gejala ini bisa bertahan sampai 5 hari dan mungkin disertai gatal atau tidak. Saat ruam yang muncul mulai memudar, ruam yang ada di kulit mulai mengelupas.
Dampak Rubella pada Ibu Hamil
Rubella pada ibu hamil dapat mentransfer virus rubella ke bayi melalui aliran darahnya. Bayi yang terlahir dengan rubella dikatakan memiliki sindrom rubella kongenital.
Jika seorang wanita terkena rubella pada 11 minggu pertama kehamilan, maka bayinya akan memiliki kemungkinan yang sangat tinggi untuk dilahirkan dengan sindrom tersebut, sementara sekitar 1 dari 3 bayi dari wanita yang terinfeksi rubella antara minggu 13 dan 16 akan lahir dengan penyakit tersebut. Jika seorang ibu hamil terinfeksi rubella setelah minggu ke-16, kecil kemungkinan bayinya akan mengalami rubella.
Rubella pada ibu hamil yang terjadi pada awal kehamilan akan menimbulkan efek pada bayi yang belum lahir dan bisa menjadi parah termasuk infeksi, keguguran, lahir mati, mengalami masalah pertumbuhan, jantung, dan penglihatan serta pendengaran.
Cara Mengatasi Rubella
Rubella pada ibu hamil tidak dapat diatasi menggunakan obat yang berguna untuk mempersingkat infeksi rubella. Infeksi rubella biasanya memiliki gejala yang cukup ringan sehingga tidak diperlukan pengobatan.
Gejala rubella pada ibu hamil bisa diredakan dengan mendapatkan istirahat yang cukup di tempat tidur dan mengonsumsi asetaminofen, yaitu obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas serta berfungsi untuk membantu meredakan gejala apapun yang timbul.
Seseorang yang mengalami infeksi rubella juga harus menghindari kontak dengan siapapun yang sedang hamil dan siapa pun yang memiliki sistem kekebalan lemah sampai 1 minggu setelah ruam muncul. Jika seorang anak menderita rubella, maka harus segera memberitahu pihak sekolah.
Tindakan Pencegahan Rubella
Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mencegah rubella pada ibu hamil adalah dengan melakukan vaksinasi MMR yang dapat melindungi dari campak, gondok, dan rubella. Vaksin rubella ini tersedia dalam bentuk virus hidup yang sudah dilemahkan, dan biasanya diberikan saat masih berusia 12 sampai 15 bulan, dengan dosis kedua pada usia 4 sampai 6 tahun. Jika orang dewasa belum mendapatkan vaksin MMR, maka segeralah untuk mendapatkannya.
No comments: