Amoxicillin adalah sebuah antibiotik yang digunakan untuk merawat infeksi bakteri, seperti infeksi dada (salah satunya termasuk pneumonia), abses gigi, dan infeksi saluran kemih (UTI). Amoxicillin sering digunakan untuk anak, terutama untuk merawat infeksi telinga dan infeksi dada. Obat ini hanya tersedia dalam bentuk resep, dan hadir dalam bentuk kapsul atau cairan yang bisa Anda minum. Amoxicillin juga dapat diberikan dalam bentuk suntikan, namun prosedur ini biasanya hanya dilakukan di rumah sakit.
Amoxicillin dapat diminum oleh anak-anak dan orang dewasa, termasuk ibu hamil dan menyusui. Namun, antibiotik ini tidak direkomendasikan untuk mereka yang memiliki reaksi alergi terhadap amoxicillin atau penicillin atau obat-obatan lain, memiliki masalah pada ginjal dan hati, dan baru-baru ini mendapatkan vaksinasi. Dosis amoxicillin biasanya antara 250 mg hingga 500 mg yang diminum 3 kali sehari. Dosis tersebut dapat diturunkan apabila amoxicillin akan diberikan untuk anak. Anda bisa mengonsumsi amoxicillin sebelum atau setelah makan. Minum amoxicillin secara utuh dengan air putih, jangan mengunyahnya atau menghancurkannya. Amoxicillin juga tersedia dalam bentuk cairan untuk anak-anak dan mereka yang kesulitan menelan tablet.
Efek samping
Sama seperti obat-obatan lain, amoxicillin dapat menyebabkan efek samping, meskipun tidak semua orang akan mendapatkannya. Efek samping yang paling umum dijumpai terjadi pada 1 dari 10 orang, yaitu berupa mual dan diare. Tetaplah meminum obat tersebut, namun diskusikan dengan dokter apabila efek samping tersebut mengganggu Anda atau tidak kunjung sembuh/reda.
Efek samping serius sangat langka atau jarang terjadi, dan hanya akan menimpa 1 dari seribu orang. Hubungi dokter secepatnya apabila Anda mengalami diare (yang ditemani dengan kram perut) yang mengandung lendir atau darah (jika Anda memiliki diare selama lebih dari 4 hari, Anda juga harus menghubungi dokter); kotoran yang berwarna pucat dengan dair seni berwarna gelap, kulit dan bagian putih mata yang menguning (tanda-tanda adanya gangguan kantung empedu dan hati); kulit yang berubah warna/lebam; rasa nyeri pada otot dan persendian setelah dua hari sejak Anda meminum antibiotik; dan ruam kulit dengan bercak merah melingkar.
Amoxicillin juga dapat menyebabkan reaksi alergi serius. Sekitar 1 dari 15 orang akan memiliki reaksi alergi ini. Dalam kebanyakan kasus, reaksi alergi tersebut bersifat ringan dan dapat berbentuk ruam gatal, batuk, serta mengi. Reaksi alergi yang ringan biasanya dapat diatasi dengan meminum antihistamine. Dalam kasus yang lebih langka, reaksi alergi yang parah dari minum amoxicillin adalah anaphylaxis.
Apabila Anda merasa mual setelah mengonsumsi amoxicillin, cobalah untuk membiasakan makan makanan yang simple. Hindari makan makanan yang pedas dan berbumbu. Akan sangat membantu mencegah mual apabila Anda mengonsumsi amoxicillin setelah makan. Untuk mengatasi diare, minum banyak air untuk menghindari dehidrasi. Beberapa tanda dehidrasi di antaranya adalah jarang buang air kecil atau memiliki air seni dengan bau sangat menyengat. Jangan minum obat-obatan lain untuk mengatasi diare sebelum Anda membicarakannya terlebih dahulu dengan dokter.
Ada beberapa obat-obatan yang tidak baik untuk dikonsumsi secara bersamaan dengan amoxicillin. Beritahu dokter apabila Anda mengonsumsi obat seperti methotrexate, pengencer darah yang disebut warfarin, obat encok yang disebut probenesid dan allopurinol, dan antibiotik lain sebelum Anda mulai mengonsumsi amoxicillin. Anda juga perlu memberitahu dokter apabila Anda sedang mengonsumsi obat herbal, vitamin, atau suplemen lain.
No comments: