Mengapa Lansia Rentan Mengalami Kekurangan Magnesium?

 Magnesium merupakan mineral yang sangat penting bagi tubuh serta mayoritas disimpan di dalam tulang. Zat mineral ini berperan di lebih dari 300 reaksi metabolik dalam tubuh. Sekitar 2% penduduk dunia mengalami kekurangan magnesium. Faktanya, sebagian besar merupakan lansia. Peningkatan kadar magnesium di tubuh bisa dilakukan, salah satunya dengan cara mengonsumsi bahan pangan tinggi manesium.   



Apa penyebabnya?

Kemampuan penyerapan magnesium oleh usus halus semakin menurun seiring bertambahnya usia sehingga kadar magnesium dalam urin cenderung  meningkat. Di sisi lain, asupan makanan tinggi kalsium juga tergolong rendah pada lansia. Rata-rata asupan magnesium berkurang menjadi hanya 220 mg pada laki-laki dan 170 mg pada perempuan di usia tua mereka sehingga lebih dari 50% populasi lansia mengalami kekurangan magnesium.

Kebanyakan lansia yang mengonsumsi obat-obatan mengalami gangguan penyerapan magnesium di tubuh. Biasanya obat-obatan tersebut berkaitan dengan perawatan penyakit diebetes tipe 2, hipertensi, stroke, penyakit arteri koroner. Kebiasaan mengonsumsi alkohol dalam jangka panjang juga mengakibatkan kekurangan magnesium. 

Sebuah studi menunjukkan, lansia berisiko tinggi mengalami kekurangan magnesium atau hipomagnesemia yang disertai dengan berbagai macam penyebabnya. Padahal magnesium sangat dibutuhkan untuk metabolisme kekuatan tulang. 

Kebutuhan magnesium lansia dan kadar normal 

Pada dasarnya, kebutuhan magnesium berbeda antara laki-laki dan perempuan. Usia dewasa dan lansia membutuhkan asupan magnesium yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia lain. Berikut ini kebutuhan magnesium sesuai dengan angka kecukupan mineral berdasarkan Permenkes No. 28 tahun 2019:

Laki-laki

50-64 tahun: 360 mg

65 tahun ke atas: 350 mg

Perempuan

50-64 tahun: 340 mg

65 tahun ke atas: 320 mg

Kekurangan magnesium biasanya ditandai dengan gejala umum, seperti mual, muntah, lemah, serta kehilangan nafsu makan. Selain itu, untuk mengetahui kadar kalsium secara langsung, Anda bisa melakukan tes darah. Kadar magnesium normal dalam darah sekitar 1,8 hingga 2,2 mg/dL. Apabila kurang dari 1,8 mg/dL maka seseorang tergolong mengalami kekurangan magnesium, sedangkan apabila kurang dari 1,25 mg/dL maka bisa dipastikan seseorang mengalami hipomagnesemia sangat parah. 

Penanganan yang bisa dilakukan

Kekurangan magnesium dapat diatasi dengen konsumsi suplemen. Akan tetapi, pemberian asupan makanan tinggi kandungan magnesium merupakan cara terbaik dan lebih organik. Tak hanya magnesium yang terkandung di dalam asupan makanan tersebut, tetapi juga banyak sumber vitamin lain yang baik bagi tubuh. Berikut ini jenis bahan-bahan pangan yang kaya akan magnesium:

  • Coklat hitam

  • Alpukat

  • Kacng-kacangan

  • Legume

  • Tahu

  • Biji-bijian

  • Gandum utuh

  • Pisang

  • Sayuran hijau

Apabila penderita kekurangan magnesium karena penyakit tertentu, maka penyembuhan penyakit menjadi hal utama yang harus dilakukan. Begitu pula jika disebabkan karena kecanduan alkohol, maka kebiasaan tersebut harus perlahan dikurangi atau bahkan dihentikan. Seseorang yang mengalami kekurangan magnesium akut biasanya diberikan suplemen magnesium melalui suntikan.

Komplikasi yang mungkin terjadi

Saat kondisi kekurangan magnesium tidak tertangani serta penyebab utama yang tak kunjung sembuh atau hilang, maka seseorang bisa berisiko mengalami hipomagnesemia berat dan komplikasi dengan tanda dan gejala sebagai berikut:

  • Kejang

  • Aritmia atau gangguan irama detak jantung

  • Vasopasme arteri koroner

  • Kematian mendadak

Kondisi ini tidak bisa dianggap mudah sebab bisa mengancam keselamatan jiwa. Meskipun lebih umum terjadi pada pasien di rumah sakit, namun ada baiknya untuk tetap waspada jika Anda mengalami tanda dan gejalanya. Konsultasikan ke dokter untuk penanganan dan pengobatan terbaik. 


Mengapa Lansia Rentan Mengalami Kekurangan Magnesium? Mengapa Lansia Rentan Mengalami Kekurangan Magnesium? Reviewed by Anonymous on December 22, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.