Rabies merupakan penyakit yang dapat mengancam keselamatan jiwa, namun mampu dicegah. Penyakit ini disebabkan virus yang menyebar melalui gigitan atau cakaran hewan. Virus ini menginfeksi sistem saraf pusat. Pencegahannya pun bisa dilakukan dengan menggunakan vaksin rabies yang disuntikkan setelah seseorang didiagnosa mengalami penyakit rabies. Vaksin rabies
Tanda dan gejala rabies
Rabies hanya menginfeksi hewan mamalia yang beradarah panas dan memiliki bulu. Baik hewan peliharaan maupun hewan liar dapat terinfeksi rabies dan menularkannya ke manusia melalui gigitan atau cakaran.
Berdasaran Center for Disease Control and Prevention, di Amerika Serikat sebanyak 90% kasus rabies terjadi pada hewan liar, seperti rakun, sigung, kelelwar, dan serigala. Akan tetapi, bukan berarti hewan peliharaan seperti anjing dan kucing tidak bisa terinfeksi. Berikut ini tanda dan gejala yang terjadi pada hewan dan manusia saat terinfeksi rabies:
Hewan
Hubungi petugas kesehatan hewan, jika hewan Anda berperilaku tidak wajar seperti ini:
Kesulitan menelan
Hewan berusaha menggigit semua benda
Lebih jinak dari biasanya
Kesulitan bergerak bahkan lumpuh
Banyak meneteskan air liur
Kelelawar yang ditemukan tergeletak di tanah
Manusia
Masa inkubasi atau waktu antara virus masuk sampai mulai munculnya gejala bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Masa inkubasi bervariasi tergantung lokasi gigitan atau cakaran, jenis virus rabies, serta kekebalan tubuh. Berikut ini tanda dan gejala di awal infeksi yang mirip dengan gejala flu:
Rasa lelah dan tidak nyaman
Demam
Sakit kepala
Beberapa waktu kemudian, gejala berkembang sehingga muncul keluhan seperti:
Sensasi menusuk atau gatal di area gigitan atau cakaran
Cemas
Bingung
Gelisah
Penurunan kesadaran
Halusinasi
Takut air
Insomnia
Apabila telah terjadi tanda dan gejala di atas, segera hubungi dokter untuk dilakukan pencegahan dengan vaksin rabies.
Siapa yang mendapatkan vaksin rabies?
Vaksin rabies diberikan kepada orang-orang yang kemungkinan bisa terinfeksi rabies atau pre-exposure, diantaranya seperti:
Dokter hewan, penjamah hewan, mahasiswa kedokteran hewan
Pekerja laboratorium
Penjelajah gua (mengantisipasi jika terkenan gigitan kelelawar)
Sedangkan orang-orang yang telah terinfeksi rabies atau post-exposure seperti berikut ini juga diberikan suntikan vaksin rabies:
Orang yang sering melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi rabies atau virus rabies secara langsung
Wisatawan internasional yang kemungkinan bersentuhan dengan hewan di negara lain yang angka terpapar rabiesnya cukup tinggi serta fasilitas perawatan yang terbatas
Pertolongan pertama yang harus dilakukan saat digigit atau dicakar hewan yang dicurigai atau telah terinfeksi rabies, yaitu segera bersihkan luka dengan air dan sabun atau menggunakan air saja jika akses terbatas. Bersihkan juga dengan desinfektan jika memang tersedia.
Efek samping vaksin rabies
Konsultasikan ke dokter apabila Anda sedang mengalami sakit sedang atau berat sehingga pemberian vaksin akan ditunda dan akan dilakukan setelah Anda sembuh. Sementara, orang dengan penyakit ringan seperti pilek diperbolehkan mendapatkan vaksin. Apabila Anda telah terbukti terinfeksi, maka Anda akan disuntikkan vaksin meskipun sedang mengidap penyakit tertentu, hamil, atau menyusui.
Efek samping bersifat ringan dan mungkin akan menghilang beberapa hari setelah penyuntikan vaksin. Berikut ini efek samping yang mungkin ditimbulkan:
Nyeri, bengkak, kemerahan di area bekas suntikan
Sakit kepala
Sakit perut
Nyeri otot
Pusing
Sementara, terdapat beberapa efek samping yang jarang terjadi, seperti:
Bintik gatal pada kulit
Nyeri sendi
Demam
Efek samping bersifat serius juga bisa terjadi, meskipun sangat langka yaitu gangguan sistem saraf seperti sindrom Guillain-Barre. Beritahu petugas kesehatan jika Anda mengalami reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin rabies.
No comments: