Zat besi adalah mineral yang memproduksi sel darah merah dan membantu membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika level zat besi Anda rendah, hal tersebut dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Akan ada penurunan aliran oksigen ke organ dan jaringan tubuh. Anemia defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang paling umum dijumpai di dunia. Mengonsumsi suplemen zat besi seperti ferrous sulfate setiap harinya merupakan bagian penting dalam mengatasi anemia defisiensi besi. Artikel ini akan membahas seputar jenis-jenis suplemen zat besi dan rekomendasi dosis yang masing-masing produk miliki.
Jenis dan dosis
Suplemen zat besi oral merupakan jenis perawatan yang paling biasa dilakukan untuk mengatasi anemia. Suplemen tersebut hadir dalam bentuk pill, cairan, dan garam. Ada beberapa jenis suplemen zat besi oral, yaitu ferrous sulfate, ferrous gluconate, ferric citrate, dan ferric sulfate. Namun, berhati-hatilah saat mengonsumsi suplemen ini. Suplemen zat besi oral dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, konstipasi dan kotoran yang berwarna gelap atau hitam.
Sementara itu, beberapa orang mungkin perlu mendapatkan asupan zat besi dengan cara intravena. Alasan mengapa seseorang membutuhkan zat besi intravena adalah tubuh tidak dapat mentoleransi suplemen oral, menderita kehilangan darah kronis, dank arena saluran gastrointestinal memiliki masalah dalam menyerap zat besi. Jenis suplemen zat besi intravena adalah iron dextran, ferric gluconate, dan iron sucrose. Zat besi intravena terkadang dapat menyebabkan reaksi alergi. Namun, meskipun efek samping parah dari zat besi intravena jarang ditemui, gejala yang dapat dialami di antaranya adalah gatal-gatal dan rasa nyeri di otot dan persendian.
Dosis suplemen zat besi berbeda-beda dari satu orang ke orang lain. Bicarakan dengan dokter seberapa banyak yang perlu Anda konsumsi. Umumnya, dosis harian 150 hingga 200 mg diberikan, biasanya dibagi menjadi 3 dosis lebih kecil masing-masing 60 mg. Beberapa makanan seperti produk berbahan susu, telur, bayam, gandum utuh, dan kafein dapat menyebabkan zat besi kehilangan nilai nutrisinya. Cobalah menghindari mengonsumsi makanan-makanan tersebut setidaknya satu jam sebelum dan sesudah Anda minum suplemen. Suplemen antasida dan kalsium juga harus dikonsumsi dengan jeda sekitar 1 jam waktu mengonsumsi suplemen zat besi. Penting untuk diingat bahwa penderita anemia masih tetap dapat mengonsumsi terlalu banyak suplemen zat besi. Terlalu banyak zat besi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti mual, sakit perut, dan pingsan. Dalam kasus yang parah, hal tersebut dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti gagal organ tubuh, koma, dan bahkan kematian. Oleh sebab itu, konsumsi suplemen zat besi seperti ferrous sulfate dalam dosis yang dianjurkan.
Masa kehamilan
Pada masa kehamilan, tubuh wanita membutuhkan zat besi dua kali lipat lebih banyak dari biasanya untuk membantu pasokan oksigen bagi bayi. Kebutuhan ekstra ini meningkatkan risiko ibu menderita anemia defisiensi besi. Jika dibiarkan dan tidak diobati, anemia defisiensi besi dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan bayi yang rendah, dan depresi postpartum. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko menderita anemia defisiensi zat besi saat hamil adalah hamil dengan lebih dari 1 bayi, memiliki kehamilan yang terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, dan sering mengalami “morning sickness”. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan ibu hamil mengonsumsi suplemen zat besi oral seperti ferrous sulfate dalam dosis kecil setiap harinya.
No comments: