Pernahkah Anda menonton film Fifty Shades of Grey? Jika pernah menontonya, bisa jadi istilah masokis atau masokisme sudah tidak asing lagi. Pasalnya film ini mengangkat sebuah kisah tentang kelainan seksual yang rupanya punya fakta mengagetkan dan bisa membahayakan penderita bahkan orang lain. Lantas, apa sebenarnya arti dari masokisme, penyebab, dan bahaya terkait kelainan seksual tersebut?
Apa itu masokis?
Seperti yang dikatakan sebelumnya, masokisme adalah sebuah kelainan seksual di mana penderitanya memiliki fantasi seksual yang tidak biasa. Penderita masokisme ini akan merasakan gairah dan hasrat yang sangat tinggi ketika dirinya bisa melakukan hubungan seksual sendiri atau bersama pasangan dengan perlakukan kekerasan di dalamnya. Bahkan, gairahnya tersebut bisa memuncak dan dirinya bisa mencapai kepuasan hanya saat dirinya atau pasangannya merasakan kesakitan.
Pada dasarnya, istilah untuk kelainan seksual ini sudah muncul sejak lama. Dilansir dari beberapa sumber, istilah masokis atau masokisme muncul pertama kali pada tahun 1886. Penemuannya ini semakin dikenal masyarakat luas karena ada seorang penulis hebat yang menuangkannya ke dalam buku dengan mengangkat tema tentang kelainan seksual tersebut. Dari pengertian atau bahkan kilas balik kemunculannya, bisa disimpulkan bahwa masokisme memang sebuah penyimpangan seksual.
Penyebab masokisme
Masokisme terjadi bukan tanpa alasan. Seperti yang terjadi atau diceritakan pada film Fifty Shades of Grey, salah satu tokoh yang menjadi penderita kelainan seksual tersebut memiliki masa lalu yang kelam. Dirinya menjadi budak seksual yang seringkali mengalami kekerasan oleh seorang perempuan lebih tua. Tak hanya itu, penderita kelainan seksual ini pun bisa disebabkan oleh trauma masa kecil karena pernah mengalami kekerasan, pergaulan yang tidak baik, terdapat amarah yang dipendam, atau gangguan mental.
Bahaya masokisme
Masokisme dapat memberikan dampak berbahaya bagi penderita atau pasangannya. Apa saja bahaya yang ditimbulkan? Berikut beberapa di antaranya.
Penderita masokisme cenderung akan menyakiti dirinya sendiri dengan berbagai cara. Beberapa bentuk nyata dari menyakati yang sering ditemukan seperti menyayat kulit, membakar diri, memukul diri sendiri, merendahkan diri sendiri, mempermalukan diri sendiri, hingga lebih parah membuat dirinya kesulitan bernapas.
Penderita masokisme bisa membuat pasangannya menderita dan tersakiti baik secara verbal atau fisik. Bahkan pasangannya bisa memperoleh kekerasan dan penganiayaan agar penderita bisa mencapai kepuasan seksual.
Tingkat kepuasan seksual penderita masokisme bisa bertambah dan naik level. Jika sebelumnya hanya berupa perlakuan menyakiti dalam bentuk kecil, semakin lama bisa bertambah parah ke level yang lebih liar dan menyakitkan.
Penderita masokisme seringkali mengalami gangguan atau kelainan dan kerusakan otak, bahkan efek paling berbahaya yaitu bisa berdampak pada kehilangan nyawa mereka.
Apakah masokisme bisa disembuhkan?
Kelainan seksual masokisme pada dasarnya masih bisa disembuhkan asal penderitanya mau berhenti untuk melakukan penyimpangan seksual tersebut. Beberapa cara untuk mengobati kelainan ini adalah dengan psikoterapi kognitif untuk memperbaiki pola pikirnya, hingga mengonsumsi obat-obatan medis sesuai dengan pengawasan dokter ahli. Bagaimana pun, kelainan seksual ini sangat membahayakan dan bisa menular jika seseorang mudah terpengaruh atau pernah menjadi budak seksual para penderita masokis.
Oleh karena itu, ketika ada penderita yang mengalami masokisme sebaiknya secara ditangani dengan tepat agar tidak melakukan hal berbahaya untuk dirinya maupun orang lain yang menjadi pasangannya. Apabila Anda atau pasangan memiliki kecenderungan masokisme, segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter melalui aplikasi SehatQ untuk mendapatkan analisis lebih lanjut.
No comments: