Saraf kejepit dapat
menimbulkan rasa tidak, nyeri, dan sakit, sehingga dapat menghambat kegiatan
sehari-hari Anda. Mengonsumsi obat saraf dapat membantu untuk meredakan rasa
sakit yang Anda alami. Namun, obat saraf manakah yang aman untuk dikonsumsi?
Dan bagaimana caranya untuk mencegah syaraf kejepit secara efektif? Mari simak
informasi selengkapnya di bawah ini.
Obat saraf untuk atasi rasa nyeri dan sakit saraf kejepit
Obat saraf, obat anti nyeri atau juga dikenal sebagai pain killer adalah jenis obat yang penggunaannya dikhususkan untuk mengatasi rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Banyak jenis obat saraf yang dijual dan masing-masing jenis obat saraf tersebut memiliki cara kerja yang berbeda, namun dengan efektifitas yang setara.
Obat saraf umumnya
mengandung paracetamol, aspirin, ibuprofen, dan loxoprofen. Dosis konsumsi obat
saraf akan berbeda untuk tiap individu berdasarkan kondisi atau keluhan yang
dialami. Mengonsumsi obat saraf dapat menjadi pertolongan pertama untuk
mencegah rasa nyeri semakin parah. Ada pun pilihan obat saraf yang biasanya
direkomendasikan oleh dokter, antara lain:
● Nonsteroid antiinflamasi (NSAIDs)
Salah satu obat saraf yang biasanya direkomendasikan adalah golongan obat nonsteroid, seperti aspirin, naproxen, atau ibuprofen untuk membantu mengatasi rasa nyeri dan pembengkakan pada kondisi saraf kejepit.
● Suntikan steroid
Pembengkakan dan peradangan saraf yang disebabkan oleh saraf kejepit juga dapat diatasi dengan bantuan obat saraf suntikan steroid.
● Kortikosteroid oral
Tidak jarang, dokter juga akan meresepkan kortikosteroid oral sebagai obat saraf untuk mengatasi rasa nyeri dan meredakan pembengkakan. Ada pun golongan obat yang biasanya direkomendasikan, yaitu kortison, prednison, dan hidrokortison.
Pada dasarnya, obat saraf ini juga tersedia dalam bentuk lain, seperti krim, inhaler atau intranasal, dan juga suntikan. Namun, kemasan oral seperti tablet, kapsul, dan sirup, paling banyak diresepkan oleh dokter untuk mengatasi masalah saraf kejepit.
● Narkotika
Konsumsi narkotika pada dasarnya diizinkan selama digunakan dalam dosis sesuai anjuran dan berada di bawah pengawasan dokter.
Narkotika dapat dijadikan sebagai obat saraf yang berguna untuk meredakan rasa nyeri. Namun, penggunaannya hanya untuk jangka waktu singkat. Obat narkotika bekerja dengan berhubungan dengan reseptor rasa sakit pada otak, sehingga rasa sakit dapat diredakan.
● Antidepresan
Tidak perlu khawatir jika dokter merekomendasikan antidepresan sebagai obat saraf Anda. Pasalnya, antidepresan juga dapat meredakan nyeri yang disebabkan oleh kerusakan saraf, selain digunakan untuk mengatasi beberapa gangguan psikis.
Dari sekian golongan antidepresan, trisiklik adalah jenis antidepresan yang biasanya direkomendasikan untuk meredakan nyeri. Jenis obat antidepresan trisiklik di antaranya, yaitu desipramine, doxepin, amitriptyline, dan nortriptyline.
● Antikonvulsan
Obat saraf
antikonvulsan memiliki efek menenangkan, sehingga tidak heran jika
antikonvulsan, terutama jenis gabapentin atu pregabalin, sering kali diresepkan
untuk mengatasi rasa nyeri akibat kerusakan saraf.
Cara mencegah saraf kejepit
Seperti ungkapan, bahwa lebih baik mencegah dari pada mengobati. Masalah saraf, seperti saraf kejepit ternyata dapat dicegah. Informasi lebih lengkap dapat Anda simak berikut.
● Menjaga berat badan ideal.
●
Melatih tubuh
untuk memperkuat fleksibilitas organ tubuh dengan olahraga secara rutin
● Membatasi kegiatan aktivitas berat yang berulang.
Jika tidak dapat dihindari, cobalah untuk mengatur waktu istirahat secara
teratur.
● Mempertahankan posisi tubuh yang baik, seperti tidak menyilangkan kaki untuk waktu yang lama.
Pembelian obat
saraf yang asli dan tentunya berizin dari BPOM, dapat Anda lakukan di SehatQ.com. Di
samping itu, Anda juga dapat berkonsultasi mengenai kondisi dan keluhan yang
dialami.
No comments: