Gangguan depersonalisasi merupakan kondisi kesehatan mental yang menimbulkan sensasi seolah-olah berada di luar tubuh. Terkadang, orang-orang menyalahartikan kondisi ini sebagai pengalaman mistis.
Penderita
gangguan ini akan merasa diri berada di luar tubuh serta orang-orang di
sekitarnya berhenti bergerak, seolah-olah tidak bernyawa. Kondisi ini
disebabkan oleh pengalaman traumatis dan stres yang pernah terjadi di masa
lalu, seperti kekerasan, pelecehan seksual, perang, dan lain sebagainya.
Biasanya,
pengalaman di luar tubuh bisa muncul sebagai reaksi dari peristiwa-peristiwa
yang tidak dapat dikendalikan. Hal ini menjadi upaya untuk melarikan diri dari
kenyataan dan pengalaman yang menyakitkan.
Bagaimana
gejala gangguan depersonalisasi?
Gejala utama
kondisi ini ditandai dengan pengalaman merasa berada di luar tubuh atau out
of body experience. Ketika hal ini terjadi, Anda mungkin merasa dunia di
sekeliling Anda terasa seperti mimpi atau tidak nyata.
Selain itu,
beberapa gejala umum lainnya berupa:
·
Ketidakmampuan untuk mengenali atau
menggambarkan emosi
·
Tubuh dan pikiran mati rasa
·
Tidak memiliki ingatan pada sebagian
peristiwa di masa lalu
·
Perasaan seolah-olah kepala terbungkus
oleh kapas
·
Ketidakmampuan untuk mengontrol gerakan
fisik dan ucapan
·
Merasa tidak terhubung dengan pikiran
dan perasaan
·
Perilaku obsesif, seperti berkaca terus
menerus untuk memastikan diri nyata
Dalam beberapa
kasus, penderita gangguan depersonalisasi bisa melakukan perjalanan ke berbagai
tempat yang berbeda dengan identitas yang berbeda. Mereka mengalami kesulitan
mengenali identitas mereka sendiri.
Sebagian besar
penderita kondisi ini menyadari bahwa sensasi di luar tubuh yang dialami
bukanlah pengalaman yang nyata. Karena itu, Anda mungkin akan mengkhawatirkan
kondisi pribadi hingga timbul masalah kesehatan mental baru, yaitu gangguan
kecemasan.
Upaya
pengobatan untuk penderita gangguan depersonalisasi
Upaya pengobatan
yang paling tepat untuk penderita kondisi ini adalah dengan melakukan terapi. Tidak
ada upaya pengobatan spesifik yang bisa langsung mengatasi kondisi ini. Setiap
orang membutuhkan proses yang berbeda-beda untuk bisa sembuh.
Ada beberapa
upaya terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan depersonalisasi,
yaitu:
·
Terapi perilaku kognitif
Terapi ini dilakukan dengan membantu para penderita untuk menyadari gejala
yang dialami. Setelah itu, Anda akan dipandu agar bisa memandang gejala yang
dialami bukan sebagai pengalaman berbahaya atau menakutkan.
Dengan mengubah pandangan terhadap gejala, perilaku obsesif serta gangguan
kecemasan yang Anda alami bisa diredakan.
·
Psikoterapi
Psikoterapi merupakan jenis terapi yang paling umum dilakukan untuk
penderita kondisi ini. Terapi ini terdiri atas dua teknik, yaitu teknik grounding
dan teknik psikodinamik.
Teknik grounding memanfaatkan indra dalam tubuh agar lebih
terkoneksi dengan realita, seperti mendengarkan musik atau menggenggam es batu
dan merasakan sensasi dingin. Sementara, teknik psikodinamik lebih fokus pada menghadapi
konflik serta pengalaman negatif yang saat itu sedang dialami oleh pasien.
·
Terapi EMDR
EMDR merupakan singkatan dari eye movement desensitization and reprocessing.
Sesuai dengan namanya, terapi ini melibatkan gerakan mata dari kiri ke kanan.
Terapi ini biasanya digunakan pada penderita gangguan kesehatan mental yang
disebabkan oleh pelecehan seksual. Hal ini bisa diterapkan untuk penderita
gangguan depersonalisasi yang memiliki pengalaman traumtasi berupa pelecehan
seksual di masa lalu.
·
Obat-obatan
Sebenarnya, tidak ada obat yang bisa secara khusus menargetkan kondisi ini.
Akan tetapi, sebagian penderita biasanya juga mengalami gangguan lanjutan
seperti depresi atau kecemasan. Untuk mengatasi hal ini, dokter akan memberikan
obat antidepresan untuk meringankan gejalanya.
Sebaiknya,
lakukan konsultasi mendalam dengan dokter untuk mengetahui pengobatan gangguan
depersonalisasi yang tepat untuk Anda.
No comments: