Tak Mau Terkena Stroke Iskemik? Hindari Penyebabnya

Tidak ada seorang pun yang mau menderita stroke, mau itu stroke iskemik maupun stroke hemoragik. Pasalnya jika terkena penyakit serius yang satu ini, Anda mungkin akan mengalami kendala besar dalam beraktivitas untuk jangka waktu yang lama. Biaya pengobatannya pun tak bisa dibilang sedikit. 

Karena itu, menghindarkan diri dari penyakit ini menjadi jalan terbaik dibandingkan pengobatan. Caranya bisa dengan menjauhi berbagai penyebab penyakit yang menyerang otak ini, yang kebanyakan bermula dari masalah penyumbatan di aliran darah. 

Stroke iskemik menjadi jenis stroke yang paling umum diderita orang-orang. Penyakit ini dipicu oleh tersumbatnya aliran darah ke otak karena adanya gumpalan lemak. Sumbatan ini akhirnya membuat sel otak bisa mati perlahan atau yang dikenal dengan istilah stroke. Nah, masalah penyumbatan yang menyebabkan stroke iskemik ini sebenarnya sangat bisa dicegah. Berikut ini adalah beberapa penyebab stroke yang bisa Anda hindari agar tidak terserang penyakit kronis yang satu ini. 

1. Makanan Berlemak 

Makanan berlemak menjadi sumber mematikan yang sangat mudah menimbulkan masalah penyumbatan di aliran darah. Pada akhirnya, penyumbatan di aliran bisa berujung pada kematian perlahan sel otak yang dikenal dengan sebutan stroke. 

Jadi jika Anda tidak mau terkena stroke iskemik, cobalah kontrol asupan makanan yang masuk ke tubuh tiap harinya. Batasi makanan berlemak, khususnya lemak-lemak jenuh yang lebih berbahaya. Pengurangan asupan daging serta peralihan cara masak ke rebus atau kukus bisa menjadi cara jitu mengurangi asupan lemak ke tubuh. 

2. Gula Darah Tinggi

Orang yang lebih dahulu terkena diabetes akan lebih rentan mendapat serangan stroke iskemik. Kondisi ini disebabkan gula darah yang tinggi pada darah lebih mudah menggumpalkan lemak dan menyumbat alirannya ke berbagai organ tubuh, tidak terkecuali ke bagian otak. 

Karena itu, kontrol selalu gula darah Anda. Batasi konsumsi asupan gula ke tubuh. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan, konsumsi gula tiap harinya ke tubuh sebaiknya tidak melebihi 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan gula. 

3. Garam Berlebihan 

Mengapa garam bisa menjadi penyebab stroke iskemik? Jawabannya simpel, ini karena kadar natrium yang terdapat pada garam bisa memicu kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang melewati batas normal bisa membuat aliran darah menjadi lebih sempit. 

Kondisi aliran darah yang sempit berujung pada tidak lancarnya aliran darah ke otak. Ini belum ditambah adanya plak-plak dari lemak yang ada dalam darah. Jika sudah demikian keadaannya, Anda hanya perlu bersiap mendapat serangan stroke, entah iskemik ataupun hemoragik. 

4. Kurang Olahraga

Penyebab lain dari stroke iskemik adalah kondisi tubuh yang kurang berkurang. Kondisi tubuh yang kurang berkurang membuat berbagai indikasi masalah kesehatan bisa bermunculan. Sebagai contoh, tekanan darah tinggi hingga kolesterol tinggi siap menghantui Anda yang malas menggerakkan badan tiap harinya. 

Untuk mencegah serangan stroke iskemik, biasakan diri untuk selalu berolahraga agar kondisi aliran darah di tubuh bisa selalu lancar. Setidaknya dalam seminggu, rutinlah berolahraga sebanyak 3 kali dengan durasi waktu latihan per hari cukup sekitar 30 menit. 

5. Merokok

Kebiasaan merokok juga menjadi penyebab serangan stroke iskemik. Ini karena pada saat Anda merokok, kondisi darah akan lebih cepat membeku. Pembekuan darah itulah yang pada akhirnya merembet pada masalah tidak teralirinya otak dengan darah segar hingga menyebabkan kematian sel secara perlahan bahkan mendadak. 

Merokok juga membuat aliran darah bisa menyempit sehingga situasi semakin buruk. Lebih dari itu, kadar kolesterol juga bisa meningkat cukup drastis karena kebiasaan buruk yang satu ini. Karena itu, menjadi percuma jika sudah menghindari berbagai penyebab stroke iskemik yang lain, namun Anda tetap tergila-gila dengan aktivitas merokok. 

***

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan menghindari penyebab stroke iskemik di atas, produktivitas Anda bisa lebih terjaga dan bisa terhindar dari biaya tinggi terkait penanganan stroke.