Waspada Hoax Corona, Libatkan Media Sosial dalam Penyebarannya

Waspada Hoax Corona, Libatkan Media Sosial dalam Penyebarannya

Di tengah pandemi ini banyak sekali masyarakat yang merasa ketakutan, panik, berspekulasi negatif karena adanya penyebaran informasi yang salah satu hoax corona. Banyaknya hoax yang beredar di masyarakat membuat mereka sulit untuk percaya mana berita yang sebenarnya dapat dipercaya atau tidak. 

Dan, kabar bohong tersebut tidak jarang membuat banyak orang merasa ketakutan, kecemasan, dan tekanan mental. Penyebaran berita bohong ini pun paling banyak beredar di media sosial, di mana hampir semua orang dapat mengaksesnya. Tidak hanya di Indonesia saja, dunia pun mengalami berbagai macam hoax terkait virus corona ini. Berikut penjelasannya!

Peran media sosial dalam penyebaran hoax corona

Pesatnya perkembangan media sosial membuat siapa pun dapat mengakses informasi apapun yang ada di seluruh dunia, tidak hanya Indonesia. Dengan sosial media, seseorang dapat dengan bebas mencari informasi terkait dengan virus corona dari berbagai sumber, beberapa di antaranya adalah berita palsu atau hoax. 

Selama bulan pertama setelah virus corona pertama kali muncul saja, lebih dari 15 juta tweet (media sosial Twitter) yang dikirim yang menyebutkan tentang virus corona, jadi langkah ini ditujukan untuk memastikan pemeriksaan fakta, saran ilmiah dapat ditemukan di antara dugaan, berita bohong, dan kepanikan. 

Semakin lama virus ini semakin berkembang, pun dengan berita hoax corona yang semakin meresahkan. Pasalnya hal tersebut justru dapat membuat informasi yang tidak benar cenderung untuk diikuti oleh orang yang melihatnya. 

Hoax corona di Indonesia

Di Indonesia sendiri, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika tela mengidentifikasi 111 isu hoaks yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Semua informasi palsu atau hoaks tersebut tersebar di 576 platform digital. 

Seperti yang sudah diduga, penyebaran hoax tersebut terjadi di media sosial. Beberapa di antaranya, ada sekitar 471 tersebar melalui Facebook, 9 berasal dari Intagram, 45 berasal dari Twitter, 38 berasal dari Youtube, dan 15 sebaran lainnya berasal dari Tik Tok. Meskipun penyebaran semakin aktif, namun semua berita palsu tersebut telah diturunkan oleh Tim AIS Kominfo. 

Pada dasarnya, banyak hal yang mendasari banyaknya berita palsu yang beredar. Misalnya saja, membuat panik masyarakat dengan ketakutan-ketakutan akan berita virus corona yang semakin meresahkan, atau untuk menggagalkan kesuksesan vaksinasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah. 

Dengan begitu, banyak sekali orang yang meragukan akan keampuhan dari vaksin Covid-19 yang saat ini sudah mulai dilakukan vaksinasi di beberapa daerah. Padahal, program vaksinasi ini dilakukan untuk menekan tingkat penyebaran virus Covid-19 yang ada di Indonesia, pun dengan dunia. Dengan begitu, jika target herd immunity telah tercapai, virus ini pun diharapkan dapat dikendalikan. 

Oleh karena itu, Koordinator Pengendalian Internet Ditjen Aptika menyatakan bahwa Tim AIS Ditjen Aptika Kementerian Kominfo akan menggandeng kementerian, Lembaga dan pemerintahan daerah akan melakukan cara bagaimana menangkal hoax corona ini. 

Pun, dengan Kementrian Kesehatan yang memiliki kewenangan untuk memberikan klarifikasi atas hoaks-hoaks yang beredar di masyarakat tentang bagaimana fakta yang sebenarnya tentang virus ini dan vaksin yang saat ini sedang dilakukan. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan mendapatkan informasi yang benar dan tidak malah menyesatkan. 

Jadi, jika Anda menerima informasi apapun terkait virus corona ataupun vaksin Covid-19 ada baiknya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang berita tersebut. Intinya jangan langsung percaya, cari tahu kebenarannya dengan sumber yang dapat dipercaya. Dengan begitu Anda akan terhindar dari hoax corona yang menyesatkan. 



Waspada Hoax Corona, Libatkan Media Sosial dalam Penyebarannya Waspada Hoax Corona, Libatkan Media Sosial dalam Penyebarannya Reviewed by SehatQ on March 11, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.