Pemberian MPASI Telur Puyuh untuk Berdasarkan Usianya

mpasi telur puyuh

MPASI telur puyuh banyak dipilih karena manfaat dan rasanya yang lezat. Telur puyuh merupakan bahan pangan tinggi protein yang harganya cukup terjangkau dan mudah didapatkan. 

Dalam 1 butir telur puyuh mengandung 1 gram protein. Selain itu, terdapat berbagai manfaat telur puyuh yang akan didapatkan. Bahan pangan ini cocok dijadikan sebagai MPASI untuk bayi. 

MPASI telur puyuh berdasarkan usia bayi

Bayi berkembang sesuai dengan pertambahan usia, begitu pula tahapan jenis MP ASInya. MP ASI dapat diberikan pada bayi usia di atas 6 bulan. Bayi berusia 0-6 bulan hanya diperbolehkan mengonsumsi ASI eksklusif. Berikut ini bentuk-bentuk pengolahan MP ASI telur puyuh berdasarkan usia bayi:

- 6-9 bulan

Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bayi berusia 6 bulan sebaiknya diberikan MP ASI dalam bentuk lumat (mashed) atau saring (puree). Disamping itu, pemberian ASI tetap harus dilakukan. Anda bisa menghaluskan telur puyuh yang telah direbus atau yang telah digoreng dengan cara orak-arik. Agar konsistensinya lebih cair sehingga bayi dapat menelannya dengan mudah, tambahkan kuah sayur. 

Pada usia 8 bulan, bayi telah bisa diberikan telur orak arik tanpa dihaluskan. Bayi juga dapat dibiarkan makan sendiri menggunakan tangan. 

- 9-12 bulan

Pada bayi berusia 10 bulan, MP ASI diolah dalam bentuk cincang halus (minced), cincang kasar (chopped), atau dimakan secara langsung (finger foods). Awasi bayi agar tidak tersedak. MP ASI telur puyuh dapat diolah hanya dengan direbus kemudian potong menjadi 4 bagian agar dapat dipegang oleh jari-jari bayi sekaligus melatih saraf motoriknya. Untuk menambahkan rasa, Anda juga bisa membuat telur puyuh kecap. 

- 12-24 bulan 

Umumnya, pada usia 12 bulan ke atas bayi sudah bisa mengonsumsi makanan seperti orang dewasa. Akan tetapi, hindari olahan telur puyuh yang terlalu asam atau pedas, mengandung gula tinggi, atau banyak MSG. 

Manfaat telur puyuh

Telur puyuh kaya protein yang dibutuhkan bayi, anak-anak, maupun remaja yang sedang di masa pertumbuhan. Selain itu, antioksidan di dalam telur puyuh juga mampu membantu mengembalikan sel-sel rusak, bahkan mampu mengurangi gejala alergi meskipun protein telur sendiri juga berpotensi menyebabkan alergi.

Sebuah studi menunjukkan, sebanyak 77 orang yang menderita alergi rhinitis dengan gejala bersin, hidung tersumbat, dan pilek diklaim membaik dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi suplemen antioksidan dan seng telur puyuh. Meski demikian, penelitian belum jelas menyebutkan apakah perbaikan kondisi alergi tersebut karena telur puyuh atau bahan pangan lainnya

Selain itu, telur puyuh juga diteliti sebagai bahan pangan yang cocok digunakan untuk membantu perawatan penderita infeksi salmonella karena mengandung antibodi anti-salmonella. 

Ciri-ciri bayi alergi telur

Anda tidak tahu apakah bayi Anda menderita alergi telur atau tidak. Amati tanda dan gejalanya seperti: 

- Kulit: gatal-gatal, kemerahan, atau bengkak
- Sistem pernapasan: hidung berair, mengi, atau kesulitan bernapas
- Sistem pencernaan: diare, muntah, atau gatal di daerah mulut
- Sistem kardiovaskular: peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, bahkan gangguan jantung

Alergi pada bayi dapat terjadi karena sistem imun bayi belum berkembang sempurna sehingga tidak mampu mencerna protein telur secara optimal. Kebanyakan anak menderita alergi pada protein bagian putih telur. Meskipun ada juga beberapa anak yang alergi pada bagian kuningnya. 

Apabila seseorang alergi terhadap telur ayam, maka juga berisiko alergi terhadap telur puyuh. Di sisi lain, terdapat juga kemungkinan alergi telur puyuh meskipun tidak alergi telur ayam. Jangan lupa untuk memasak telur puyuh hingga matang untuk menghindari kontaminasi bakteri. Periksakan anak ke dokter jika mendapati tanda dan gejala alergi. 


Pemberian MPASI Telur Puyuh untuk Berdasarkan Usianya Pemberian MPASI Telur Puyuh untuk Berdasarkan Usianya Reviewed by SehatQ on February 18, 2021 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.