Dalam proses penerimaan karyawan baru, biasanya
perusahaan memasukkan paket medical check up sebagai salah satu persyaratan.
Hal ini bertujuan supaya karyawan yang mereka rekrut dalam kondisi sehat dan
siap bekerja. Selain itu, kesehatan karyawan berkaitan dengan tingkat
produktivitas mereka dalam bekerja.
Medical check up atau pemeriksaan kesehatan dapat
dibilang sebagai cara paling efektif untuk mengetahui riwayat kesehatan
seseorang. Ada begitu banyak paket medical check up yang bisa dijalani calon
karyawan. Namun, ragam pemeriksaan yang akan dijalani biasanya disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang akan mereka lakukan. Semakin berat dan berisiko
pekerjaan, mungkin paket medical check up akan semakin lengkap.
Akan tetapi, jenis pemeriksaan yang dilakoni dalam
paket medical check up untuk calon karyawan umumnya meliputi:
Pemeriksaan
riwayat kesehatan. Ini merupakan
tahap paling awal dalam paket medical check up untuk calon karyawan. Pemeriksaan
ini sekadar penggalian informasi yang biasanya didapat dari kuisioner atau
wawancara dengan dokter. Tahap ini biasanya akan dijadikan landasan dokter
untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya. Pertanyaan yang sering muncul antara
lain:
-
Keluhan
kesehatan yang mungkin dialami oleh pasien.
-
Riwayat
kesehatan pasien, termasuk gangguan kesehatan yang pernah diderita baru-baru
ini atau pada masa lalu.
-
Riwayat
operasi yang pernah dilalui pasien.
-
Obat-obatan
yang sedang dikonsumsi.
-
Alergi
terhadap obat atau makanan tertentu.
-
Riwayat
kesehatan keluarga.
-
Gaya
hidup yang dijalani pasien saat ini.
Pemeriksaan
tanda vital. Pada tahap
pemeriksaan ini, dokter akan mencatat tanda vital pasien, seperti:
-
Frekuensi
denyut jantung. Denyut jantung normal adalah 60-100 kali per menit.
-
Frekuensi
pernapasan. Pernapasan normal berkisar antara 12-20 kali per menit.
-
Suhu
tubuh. Rata-rata suhu tubuh normal adalah 36-37o
Tekanan
darah. Pemeriksaan tekanan
darah juga masuk ke dalam paket medical check up standar untuk calon pasien. Pemeriksaan
ini bertujuan untuk mendeteksi apakah pasien menderita hipertensi atau
hipotensi. Tekanan darah normal adalah 90/60 mmHg hingga di bawah 120/80 mmHg.
Pemeriksaan
fisik. Dokter akan mengawali
pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
pasien. Kemudian, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan terhadap sejumlah
bagian tubuh yang meliputi:
-
Pemeriksaan kepala dan leher, untuk memeriksa kondisi tenggorokan dan
amandel, kualitas gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening,
dan kelenjar tiroid.
-
Pemeriksaan paru, untuk mendeteksi suara abnormal yang mungkin terjadi
di organ paru.
-
Pemeriksaan jantung, untuk mendeteksi kemungkinan gangguan
pada jantung dengan menggunakan stetoskop.
-
Pemeriksaan perut, untuk mendeteksi ukuran hati dan keberadaan cairan
perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop.
-
Pemeriksaan kulit, untuk mendeteksi adanya gangguan pada
kulit dan kuku.
-
Pemeriksaan saraf, untuk mengukur kekuatan otot, refleks
tubuh, serta keseimbangan yang mungkin terganggu.
Setelah pemeriksaan-pemeriksaan itu, biasanya paket
medical check up yang diambil akan menentukan pemeriksaan selanjutnya. Itu
sering disebut pemeriksaan penunjang. Jika seseorang mendaftar sebagai anggota
Polri atau TNI, kerap kali dilakukan pemeriksaan penis dan testis—untuk
laki-laki—guna melihat apakah ada infeksi atau peradangan, serta pemeriksaan
prostat dengan colok dubur. Untuk pasien wanita, dokter akan melakukan
pemeriksaan payudara dan panggul.
Selain itu, umum pula paket medical check up meliputi
pemeriksaan laboratorium untuk mengetes sampel darah, urine, atau tinja.
Masing-masing sampel akan mengungkap kondisi kesehatan seseorang melalui
karakteristiknya masing-masing.
Pemeriksaan dengan alat-alat radiologi, seperti
rontgen, usg, elektrokardiografi (EKG) juga umum dilakukan dalam serangkaian
paket medical check up untuk calon karyawan. Pemeriksaan spirometri untuk
memeriksa fungsi paru termasuk pula, meski cukup jarang.
Satu pemeriksaan lain yang amat sering dilakukan dalam
paket medical check up adalah tes buta warna. Sebab beberapa perusahaan
mengharuskan calon karyawan tidak buta warna karena pekerjaan yang dilakukan
nantinya menentut “kesempurnaan” tersebut.
Di akhir, seluruh rangkaian paket medical check up itu
disesuaikan dengan usia dan faktor risiko atau bahaya yang ada ada di
lingkungan kerjanya. Misalnya bagi karyawan yang bekerja dengan kebisingan
dapat dilakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala dengan tes pendengaran
(audiometri), dan bagi karyawan yang bekerja dengan zat kimia tertentu dapat
dilakukan monitoring kadar zat kimia tersebut dalam darah.
No comments: