Apakah Sindrom Marie Antoinette Benar-Benar Nyata?

Apakah Sindrom Marie Antoinette Benar-Benar Nyata?

Sindrom Marie Antoinette masih meninggalkan banyak tanda tanya karena sedikitnya bukti. Riset pun belum bisa membuktikan bahwa rambut seseorang benar-benar bisa berubah menjadi putih dalam sekejap. Namun menariknya, sindrom ini tetap memiliki istilah yang disebut canities subita – berasal dari bahasa Latin yang berarti “rambut putih tiba-tiba”. Belum ada titik temu apakah sindrom Marie Antoinette benar-benar nyata atau tidak. Perubahan warna rambut menjadi putih dalam satu malam juga disebutkan belum didukung oleh riset. Namun, walau memang masih menjadi misteri, beberapa ahli memercayai bahwa fenomena ini tetap bukan hal yang mustahil terjadi – terlebih jika proses perubahan warna rambut tersebut terjadi dalam kurun waktu yang lebih lama dan bukan hanya dalam satu malam.

Sindrom Marie Antoinette adalah kondisi ketika warna rambut seseorang tiba-tiba berubah menjadi putih secara tiba-tiba. Seperti yang disebutkan di atas, sindrom ini diambil dari cerita tentang warna rambut Marie Antoinette yang berubah menjadi putih semalam sebelum ia menjalani hukuman mati tahun 1793. Cerita perubahan warna rambut ini memang sulit dipercaya banyak orang. Walau begitu, beberapa individu memang mengklaim bahwa rambut mereka berubah menjadi putih dalam satu malam yang terjadi akibat stres. Sindrom Marie Antoinette, jika benar-benar nyata, berbeda dengan pembentukan uban biasa. Biasanya, rambut putih atau uban terjadi secara alamiah dan perlahan seiring pertambahan usia.Namun, pada kasus sindrom Marie Antoinette, perubahan warna rambut ini bisa terjadi pada orang yang masih muda secara tiba-tiba. Marie Antoinette sendiri dihukum mati saat ia berusia 37 tahun.

Kasus lain Sindrom Marie Antoinette

Marie Antoinette bukan satu-satunya individu yang dipercaya mengalami perubahan warna rambut tiba-tiba. Beberapa laporan lain juga menyebutkan kejadian serupa, misalnya:

  • Thomas More, penasihat Raja Henry VIII di Inggris (1535)

Thomas More, yang merupakan penulis sekaligus penasihat Raja Henry VIII di Inggris, juga disebutkan mengalami perubahan warna rambut menjadi putih secara tiba-tiba sebelum dieksekusi mati tahun 1535.

  • Penyintas serangan bom di Perang Dunia II

Perubahan warna rambut menjadi putih tak hanya disebutkan terjadi pada figur sejarah. Dalam catatan yang lebih modern, kasus serupa juga disebutkan hampir satu abad silam. Sebuah laporan yang dimuat dalam Archives of Dermatology menyebutkan, catatan di masa Perang Dunia II melaporkan adanya perubahan warna rambut menjadi putih di kalangan penyintas serangan bom di era perang tersebut. 

  • Kasus pria lansia di Amerika Serikat (1957)

Masih dari laporan yang lebih terbaru, yakni tahun 1957, seorang dokter kulit di Amerika Serikat menyaksikan perubahan warna rambut pasien pria berusia 63 tahun menjadi putih. Namun, sedikit berbeda dengan sindrom Marie Antoinette yang terjadi dalam satu malam, perubahan warna rambut pria tersebut terjadi dalam kurun waktu beberapa minggu. Pria lansia tersebut dilaporkan mengalami perubahan warna rambut setelah terjatuh di tangga. Pasien ini juga mengalami rambut rontok walau tidak ditemukan pola kebotakan. Sekitar 17 bulan kemudian, sang pria mengalami kelainan kulit vitiligo.

Sindrom Marie Antoinette masih menyisakan misteri di kalangan ahli. Sembari menantikan kabar terbaru dari sindrom ini, tentu kita sebaiknya fokus dalam menjaga kesehatan rambut dan peka terhadap tanda-tanda kerusakan rambut.

Apakah Sindrom Marie Antoinette Benar-Benar Nyata? Apakah Sindrom Marie Antoinette Benar-Benar Nyata? Reviewed by SehatQ on October 15, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.