Mungkin istilah penyakit pitiriasis alba sangat jarang didengar, sementara hampir semua orang tahu tentang penyakit panu atau pitiriasis versicolor. Pitiriasis alba ternyata kerap disalahartikan dengan panu. Padahal penyebab sampai risiko akhirnya pun berbeda.
Baik pitiriasis alba maupun panu, perbedaan dan cara penanganan keduanya harus diketahui agar bisa dilakukan penyembuhan dengan cara yang tepat. Berikut perbedaan pitiriasis alba dan panu yang dilihat dari berbagai aspek.
Kenampakan
Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang menimbulkan bercak merah muda atau merah disertai rasa sedikit gatal atau bahkan tidak gatal sama sekali. Setelah kurang lebih 2 minggu, bercak akan memudar dan berubah warna menjadi putih pucat (hipopigmentasi) dengan tekstur kasar. Bercak putih akan semakin jelas terlihat pada orang dengan kulit gelap. Bercak biasanya berukuran 0,5 sampai 5 cm berbentuk oval, bulat, bahkan ada pula yang tidak beraturan dengan jumlah sekitar 1-20 titik di kulit.
Panu merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan bercak yang umumnya berwarna putih, gatal, bersisik, kering, dan terasa sakit. Meskipun terdapat pula panu berwarna merah muda, coklat, bahkan hitam. Panu berbentuk oval dengan garis luar yang sangat terlihat dan bisa merambat luas hingga diameter 3-5 mm.
Penyebab
Pitiriasis alba menyerang anak-anak hingga remaja awal dan biasanya menjangkit anak laki-laki. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun beberapa dugaan menyebutkan karena kelainan genetik, kekurangan vitamin, atau defisiensi serum mineral tembaga dalam darah.
Panu menjangkit semua umur dari anak-anak hingga dewasa. Banyak pernyataan yang salah mengenai panu, yakni panu terjadi akibat seseorang tidak menjaga kebersihan. Padahal panu disebabkan karena adanya infeksi jamur Malassezia. Jamur menginfeksi manusia karena cuaca, kondisi kulit, atau sistem imun yang melemah.
Penularan
Sebuah anggapan yang salah bahwa panu merupakan penyakit menular sehingga penderita panu sering dihindari dan dijauhi. Padahal faktanya, baik panu maupun pitiriasis alba tidak menular ke kulit manusia lain lewat sentuhan atau media lainnya.
Pengobatan
Meskipun seiring berjalannya waktu pitiriasis alba bisa sembuh dengan sendirinya, namun pengobatan sebaiknya dilakukan agar kondisi kulit cepat pulih. Dari mulai paling sederhana, penyakit ini dapat diobati menggunakan krim steroid atau petroleum jelly. Krim tacrolimus 0.1% atau pimecrolimus 1% juga bisa dipakai dengan hasil lebih efektif, namun dengan harga yang relatif mahal. Apabila bercak pitiriasis alba semakin meluas, alternatif paling ampuh yakni menggunakan terapi psoralen- UVA.
Panu bisa diobati menggunakan antijamur topikal dalam bentuk krim, losion, sabun, atau sampo. Pengobatan menggunakan pil antijamur juga bisa dilakukan, jika tingkat keparahannya cukup tinggi. Konsumsi pil antijamur tentunya harus sesuai dengan resep dokter.
Pantangan
Beberapa studi menyebutkan bahwa, penderita pitiriasis alba sebaiknya menghindari paparan angin dan sinar matahari yang terlalu terik, mengurangi mandi dengan air hangat atau panas, serta menjaga agar kulit tetap lembab.
Panu dapat dengan mudah muncul apabila cuaca panas dan lembab sehingga kulit harus sering dibersihkan dan menjaganya agar tetap kering. Hindari kondisi kulit terlalu sering berkeringat karena dapat memicu jamur tumbuh subur.
Waktu sembuh
Pada beberapa kasus, bercak pitiriasis alba biasanya hilang dalam waktu beberapa bulan, namun bisa juga bertahan dalam beberapa tahun tergantung dengan kondisi tubuh dan perawatan yang dilakukan.
Setelah infeksi panu dihilangkan dari kulit, bekasnya mungkin akan bertahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan. Namun, sewaktu-waktu panu berisiko muncul kembali apabila kondisi kulit tetap lembab dan panas.
No comments: