5 Fakta Erotomania untuk Tingkatkan Kewaspadaan

 

Jangan remehkan orang yang mudah merasa gede rasa dan menganggap ada orang yang sangat mencintainya. Bisa jadi, orang tersebut mengidap erotomania alia delusi cinta. Orang-orang yang menderita delusi ini akan menganggap ada orang yan sangat mencintainya dan berusaha terus mengejarnya.

Walaupun terlihat lucu mendengar penderita erotomania menceritakan berbagai hal yang diulang mengenai objek yang dianggap mencintainya, kondisi delusi ini tidak baik dibiarkan. Pasalnya, ada risiko penderita akan melakukan tindakan ekstrem guna bisa dekat dengan objek yang dianggap mencintainya, seperti melakukan penguntitan ataupun meneror. Bagi diri penderita, delusi cinta yang dialami akan tidak bersemangat menjalani hidup.

Jadi masih merasa bahwa erotomania merupakan kondisi yang lucu? Tidak, bukan? Nah, berikut ini adalah berbagai fakta mengenai erotomania yang patut diketahui. Dengan fakta-fakta ini, Anda akan menyadari betapa penderita erotomania sangat perlu diwaspadai.

1.       Risiko Tindakan Pidana

Ciri-ciri dari orang yang menderita erotomania salah satunya adalah cenderung ingin terus berkomunikasi dengan objek yang diikutinya. Karena gejala ini, tidak jarnag orang dengan diagnosis erotomania justru menjadi peneror dan penguntit guna bisa “menjalin” komunikasi dengan objek yang dianggap mencintainya tersebut.

 

Jika tidak ditanggapi, bahkan ada kemungkinan penderita delusi cinta akan mengancam objek tersebut secara terang-terangan. Bahkan berdasarkan penelitian, 15-33 persen objek dari erotomania mengaku mendapatkan kekerasan dari penderita erotomania.

 

2.       Penyerta Gangguan Jiwa Lain

Erotomania umumnya bukan gangguan jiwa utama dalam diri penderita. Orang-orang yang mengalami erotomania cenderung sudah memiliki masalah kejiwaan lainnya, yang mungkin sudah terdiagnosis atau yang belum terdiagnosis.

 

Sindrom delusi cinta umumnya disebabkan adanya gangguan kejiwaan skizofrenia pada diri penderitanya. Gangguan kejiwaan tersebut menimbulkan berbagai delusi, di mana salah satunya berbentuk delusi cinta. Ditemukan pula penderita erotomania yang ternyata juga mengalami gangguan jiwa berupa bipolar.

 

3.       Efek Kerusakan Otak

Delusi yang dihasilkan dari erotomania bukanlah tanpa sebab. Selain karena merupakan penyerta masalah gangguan jiwa lain, delusi cinta juga bisa muncul karena adanya kerusakan di bagian otak Anda!

 

Penyakit tertentu seperti kanker ataupun stroke memiliki risiko yang cukup besar untuk membuat Anda menjadi seorang erotomania. Trauma di kepala akibat di kepala juga memberikan Anda peluang untuk mengidap sindrom delusi cinta yang satu ini.

 

4.       Tak Hanya Orang Dewasa

Siapa sebenarnya yang bisa menderita erotomania? Jawabannya, semua orang bisa! Perempuan, laki-laki, tua, maupun muda bisa mengidap delusi cinta apabila memiliki risiko akan gangguan jiwa yang satu ini. Pendapat yang mengatakan bahwa erotomania hanya bisa diidap oleh orang dewasa nyatanya pula tidaklah tepat.

 

Anak kecil dan remaja juga bisa mengidap erotomania. Sejauh ini, kasus mengenai pengidap erotomania dengan usia kanak-kanak memang tidak banyak bahkan bisa dihitung dengan jari. Akan tetapi, kasus-kasus tersebut tidak boleh tidak dihitung. Salah satunya adalah kasus mengenai remaja laki-laki usia 13 tahun yang menganggap gurunya sangat mencintainya. Bahkan ketika dibawa ke psikiater, anak remaja ini justru menganggap psikiater tersebut juga menggilainya.

 

5.       Kedudukan Lebih Tinggi

Korban yang menjadi objek dari para pengidap erotomania biasanya tidak sembarangan. Umumnya, orang-orang yang memiliki delusi cinta akan menganggap orang yang mencintainya adalah orang-orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi daripadanya.

 

Sebagai contoh, seorang karyawan dengan erotomania sangat mungkin menganggap bosnya mengejar-ngejar cintanya. Bahkan banyak kasus terkait erotomania di mana pengidapnya merasa ada artis maupun pejabat yang sedang jatuh cinta berat kepadanya.

 

***

Ketika menjumpai pengidap erotomania, menjauhinya bukanlah jalan keluar yang baik. Namun, Anda juga tidak asal mengatakan bahwa apa yang dikatakannya mengenai objek yang dianggap mencintainya itu adalah bohong karena ia bisa sangat marah. Menyarankan ia untuk mengunjungi tenaga ahli kejiwaan merupakan pilihan tertepat sembari tetap mempertahankan kewaspadaan atas segala tingkah laku pengidap tersebut.

5 Fakta Erotomania untuk Tingkatkan Kewaspadaan 5 Fakta Erotomania untuk Tingkatkan Kewaspadaan Reviewed by SehatQ on August 17, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.