Lip Tie vs Tongue Tie: Apa Perbedaannya?

Gangguan pada bayi di masa menyusui dapat menjadi tanda adanya kondisi medis tertentu yang diderita bayi. Salah satu kondisi yang umumnya menyerang bayi dan mempengaruhi proses menyusui adalah tongue tie dan lip tie.
Kedua kondisi ini sering disalahartikan sebagai kondisi yang serupa. Namun, sebenarnya, tongue tie dan lip tie adalah dua kondisi yang berbeda.
Pengertian tongue tie dan lip tie
Tongue tie merupakan kondisi saat potongan kulit yang menghubungkan liday bayi dengan bagian bawah mulut memiliki bentuk yang lebih pendek dari kondisi normal. Akibatnya, gerakan lidah menjadi terbatas dan menyebabkan kesulitan saat menyusi.
Sementara, lip tie adalah adalah kondisi saat selaput jaringan di belakang bibir bagian atas memiliki ketebalan yang tidak biasa dan terasa kaku. Akibatnya, gerakan bibir atas pada bayi menjadi terhambat. 
Baik tongue tie maupun lip tie sama-sama dapat mempengaruhi kelangsungan proses menyusui pada bayi. Kedua kondisi ini biasanya terdeteksi pada pemeriksaan fisik awal setelah kelahiran.
Dibandingkan dengan lip tie, tongue tie lebih sering ditemukan dan diteliti oleh para ahli. Umumnya, kondisi lip tie terjadi bersamaan dengan tongue tie. Hal inilah yang menyebabkan tongue tie dan lip tie sering dianggap sebagai kondisi yang sama. 
Ciri-ciri kondisi tongue tie dan lip tie
Saat bayi mengalami gangguan selama menyusui, penting bagi para ibu untuk mengenali dengan seksama ciri-ciri dari kelainan yang menyebabkan hal tersebut. Meski tongue tie dan lip tie memiliki gejala yang hampir serupa, Anda tetap bisa membedakan tanda-tandanya.  
Secara garis, besar, ciri-ciri dari tongue tie berupa: 
- Bayi sulit menempelkan mulut pada payudara atau sulit untuk menyusui secara penuh
- Durasi menyusui memakan waktu yang sangat lama atau terhenti setiap beberapa menit
- Bayi mudah gelisah dan tampak lapar setiap saat
- Bayi tidak mengalami penambahan berat badan secara normal
- Menimbulkan suara tertentu selama menyusui, bisa karena kondisi tongue tie ataupun posisi bayi yang kurang nyaman 
Proses menyusui yang baik adalah saat bayi bisa menempelkan seluruh mulutnya pada puting payudara sang ibu. Selain itu, dalam kondisi normal, lidah bayi akan berada pada bagian bawah gusi untuk melindungi puting dari luka atau kerusakan. 
Saat bayi mengalami tongue tie, mereka tidak dapat membuka mulut sepenuhnya dan memposisikan mulut ke area payudara dengan benar. Bayi juga akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan lidah atau menjulurkan lidah melewati gusi. 
Berbeda dengan tongue tie, lip tie memiliki tanda-tanda gejala berupa: 
- Kesulitan bernapas saat menyusui
- Sering jatuh tertidur saat menyusui
- Penambahan berat badan yang lambat pada bayi
- Bayi sulit memposisikan mulut dengan benar ke payudara ibu saat menyusui
- Kelelahan setelah menyusui
Selain itu, bayi yang mengalami lip tie juga akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi sang ibu selama masa menyusui. Ketidaknyamanan tersebut bisa berupa: 
- Pembengkakkan payudara setelah menyusui
- Kelelahan setelah proses menyusui yang panjang dan terus menerus
- Saluran susu terhambat
- Rasa nyeri saat atau setelah menyusui
Diagnosa tongue tie dan lip tie
Bayi yang mengalami gejala tongue tie ataupun lip tie perlu menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosa kondisi yang diderita. Umumnya, pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan posisi serta gerakan bayi saat sedang menyusui. Dokter juga akan menganalisa kondisi payudara sang ibu setelah proses menyusui selesai. 

Biasanya, bayi yang sulit memposisikan mulut dengan sempurna dan menimbulkan ketidaknyamanan pada payudara ibu lebih beresiko untuk mengalami tongue tie ataupun lip tie. Akan tetapi, gejala ini juga bisa saja menandakan kondisi medis lain yang mungkin diderita sang bayi. 
x
Lip Tie vs Tongue Tie: Apa Perbedaannya? Lip Tie vs Tongue Tie: Apa Perbedaannya? Reviewed by SehatQ on July 06, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.