Fase kehamilan adalah salah satu fase yang krusial bagi kondisi anak kelak. Ibu, sebagai orang yang mengandung punya peran besar di sini. Selain harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin dengan makanan dan minuman yang bergizi, ibu hamil juga wajib menghindari apa-apa saja yang sekiranya berisiko membahayakan. Obat bisa termasuk ke dalam kelompok yang terakhir. Lantas, bagaimana dengan Pamol?
Pamol adalah merek dagang dari parasetamol milik PT Interbat. Seperti kita ketahui bersama terkait indikasi atau manfaat dari parasetamol, Pamol, diciptakan tak lain untuk mengatasi beragam nyeri ringan hingga sedang, mulai dari sakit kepala; sakit gigi; nyeri sendi; sampai nyeri sendi. Tak lupa demam, yang mana termasuk kondisi kesehatan utama yang dapat diredakan oleh parasetamol.
Tak ada zat aktif lain di dalam Pamol, sehingga parasetamol adalah satu-satunya “andalan” dalam obat ini. PT Interbat pada praktiknya mengedarkan Pamol dengan beberapa sediaan, yakni tablet, drop, suppository atau injeksi, dan sirup. Masing-masing sediaan ini memiliki kandungan parasetamol yang berbeda-beda. Seseorang perlu mengetahui kebutuhan dan dosisnya sebelum memilih satu di antara varian Pamol ini.
Bagaimana kebutuhan ibu hamil terhadap parasetamol, termasuk Pamol? Jawabannya adalah; kembali ke kondisi ibu serta kandungannya. Sebenarnya, secara umum parasetamol aman dikonsumsi ibu hamil. Namun, kembali lagi, untuk memastikan semuanya, diharapkan ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi Pamol.
Menurut program layanan kesehatan di Inggris Raya, National Health Services UK atau NHS, seorang ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan dan membutuhkan pengobatan dengan parasetamol, pengobatan itu tetap dapat dilaksanakan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa pengawasan dokter tetap diperlukan. Artinya, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi Pamol “sendirian”.
Parasetamol termasuk jenis obat yang kerap dimanfaatkan untuk membantu mengatasi nyeri ringan hingga sedang dan demam oleh ibu hamil. Parasetamol umumnya aman digunakan pada trimester pertama hingga ketiga. Walau demikian, tetap akan lebih baik jika ibu hamil mengonsumsi parasetamol pada dosis efektif terendah dan dalam waktu sesingkat mungkin.
Terkait dengan dosis, Parasetamol—apa pun mereknya, termasuk Pamol—biasanya aman diminum setiap 4-6 jam sekali, bergantung pada demam dan beratnya nyeri yang dialami oleh seseorang. Namun, untuk ibu hamil, dokter mungkin akan memberikan aturan minum dan dosis yang berbeda. Semua bergantung pada hasil pemeriksaan dan seberapa butuh ibu hamil terhadap parasetamol.
Apabila setelah minum parasetamol, nyeri dan demam yang dialami tak kunjung membaik dan justru semakin memburuk, segera sampaikan ke dokter. Terutama jika ibu hamil sudah mengonsumsi parasetamol selama tiga hari. Hindari konsumsi parasetamol lebih dari waktu tersebut, kecuali ada anjuran dari dokter.
Sama seperti obat-obat lainnya, parasetamol juga sebaiknya disimpan dalam suhu ruangan. Jauhkan dari paparan sinar matahari secara langsung dan tempat yang bersuhu lembap. Hindari menyimpan parasetamol di dalam kamar mandi karena area tersebut termasuk lembap. Apabila parasetamol disimpan dalam ruangan yang lembap, dikhawatirkan nantinya akan memengaruhi efektivitas dari obat tersebut.
Sama seperti untuk ibu hamil, parasetamol juga biasanya aman dikonsumsi oleh ibu menyusui. NHS UK menyebutkan hanya sedikit dari komposisi obat yang masuk ke dalam air susu ibu (ASI) dan diklaim tidak memengaruhi bayi.
Tetapi apabila bayi memiliki masalah kesehatan tertentu seperti lahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah, atau memiliki kondisi medis tertentu, sebaiknya pikirkan ulang atau konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum minum Pamol. Jangan lupa sampaikan pada dokter tentang seluruh riwayat masalah kesehatan yang dialami, agar pemberian obat parasetamol tetap aman.

No comments: