Kopi instan merupakan salah satu minuman paling
populer di seluruh dunia. Antara tahun 2000-2014, penelitian pasar menemukan
bahwa penjualan kopi instan hampir 3 kali lipat, dan dunia menghabiskan sekitar
hampir 31 milyar dollar Amerika pada kopi versi kering. Kesukaan masyarakat
akan kopi instan mungkin berakar pada kemudahan dan kepraktisan minuman
tersebut. Anda hanya perlu menyeduh bubuk kopi dengan air panas, dan kopi
instan siap disajikan. Sayangnya, kopi instan mengandung acrylamide dua kali
lipat lebih banyak dibandingkan dengan kopi biasa. Acrylamide ini merupakan zat
kimia yang terbentuk saat biji kopi dipanggang, yang dapat meningkatkan risiko
Anda menderita penyakit kanker dan berbahaya untuk sistem saraf.
Acrylamide adalah zat kimia berbentuk kristal yang
tidak berbau dan berwarna putih. Banyak pabrik menggunakan acrylamide dalam
proses kimia dan industri, seperti tekstil, plastik, pewarna, dan kertas.
Acrylamide juga tersedia di zat perekat tertentu, kemasan makanan, dan asap
rokok. Menurut Lembaga Kanker Amerika, acrylamide merupakan produk sampingan
proses memasak beberapa jenis makanan tepung tertentu dalam suhu yang tinggi.
Arylamide juga terjadi sebagai produk sampingan kopi instan.
Paparan jangka panjang terhadap acrylamide dalam
konsentrasi tinggi dapat merusak sistem saraf manusia. Akan tetapi, hal ini
biasanya hanya akan menjadi risiko bagi orang-orang yang secara langsung
terlibat dalam proses industri yang menggunakan acrylamide. Di Amerika Serikat
sendiri, ada aturan untuk membatasi paparan acrylamide di tempat kerja. Agensi
Perlindungan Lingkungan (EPA) juga mengatur level acrylamide di air minum. Ada
pula kekhawatiran terhadap paparan acrylamide jangka panjang dapat meningkatkan
risiko kanker. Faktanya, Agensi Penelitian Kanker Internasional (IARC)
mengklasifikasikan acrylamide sebagai karsinogen grup 2A, yang berarti zat ini
dapat menyebabkan kanker pada manusia.
Acrylamide dan
kopi instan
Acrylamide terbentuk dalam proses pemangganggan biji
kopi. Semua jenis produk kopi, termasuk kopi instan, yang berasal dari biji
kopi akan mengandung acrylamide. Namun, jumlah acrylamide dalam produk-produk
kopi bervariasi, tergantung pada durasi pemrosesan. Dalam sebuah studi tahun
2014 yang memeriksa jumlah acrylamide pada 42 jenis kopi, termasuk kopi instan
dan kopi pengganti, ditemukan bahwa kopi pengganti (yang berasal dari gandum
dan akar chicory) mengandung acrylamide tertinggi di angka 818 mcg/kg.
Sementara itu, kopi instan mengandung acrylamide sebesar 358 mcg/kg dan kopi
panggang alami mengandung 179 mcg/kg acrylamide.
Perlukah
berhenti meminum kopi?
Meskipu kopi mengandung acrylamide dalam jumlah yang
kecil, penelitian menunjukkan bahwa meminum kopi dapat melindungi tubuh dari
beberapa jenis kanker tertentu, sekaligus memberikan manfaat kesehatan lain.
Misalnya saja, penulis tinjauan tahun 2015 mengamini bahwa kopi mengandung zat
kimia berbahaya seperti acrylamide, namun tidak menemukan hubungan antara minum
kopi dan meningkatnya risiko penyakit kanker. Nyatanya, mereka menemukan bahwa
mengonsumsi kopi dapat mengurangi risiko seseorang menderita kanker kolorektal,
kanker hati, dan kanker payudara.
Penelitian lain juga menyatakan bahwa meminum kopi
biasa atau kopi instan dalam takaran yang wajar
umumnya aman dan memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh. Selain
kemampuannya dalam mencegah kanker prostat, kanker mulut, kanker hati,
leukimia, dan kanker kulit, studi tersebut menunjukkan manfaat kesehatan lain,
seperti berkurangnya risiko penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, penyakit
jantung, penyakit hati, dan depresi. Para peneliti juga menemukan mereka yang
meminum 3 hingga 4 cangkir kopi setiap harinya mendapatkan manfaat paling
banyak. Akan tetapi, FDA merekomendasikan orang dewasa membatasi asupan kopi
mereka hanya pada takaran 4 hingga 5 cangkir setiap harinya.

No comments: