Kulit pohon bunga cempaka putih banyak digunakan selama ribuan tahun sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional Cina. Saat ini, kulit pohon cempaka digunakan karena manfaat medisnya dalam merawat beberapa kondisi seperti depresi dan insomnia, serta meningkatkan kesehatan mulut. Kulit pohon cempaka memiliki efek antioksidan, anti-peradangan, dan anti-bakteri. Selain itu, kulit pohon ini menyimpan potensi besar dalam melawan kanker serta meningkatkan kualitas tidur. Artikel ini akan membahasnya dengan lebih mendetail.
Memiliki sifat antikanker
Magnolol dan honokiol adalah dua lignan yang menjadi komponen aktif utama dalam ekstrak kulit pohon bunga cempaka putih. Banyak penelitian tentang honokiol mendukung penggunaan polyphenol dari kulit pohon cempaka sebagai bentuk terapi perawatan dan pencegahan kanker. Salah satu cara honokiol dapat melawan kanker adalah dengan membantu mengatur jalur pensinyalan sel. Mengingat kanker merupakan sebuah penyakit yang ditandai oleh pembagian dan pertumbuhan sel tidak normal, memiliki kemampuan untuk mengatur jalur sel merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat.
Sebuah studi pada tahun 2019 menemukan bahwa honokiol telah menunjukkan potensi dalam mencegah pertumbuhan tumor di otak, payudara, usus, hati, dan kulit. Selanjutnya, honokiol tidak hanya memiliki sifat anti-kanker saja tetapi juga dapat membantu meningkatkan efektivitas terapi obat radiasi dan antikanker lain. Meskipun penelitian pada manusia masih dibutuhkan, polyphenol menunjukkan adanya potensi untuk digunakan sebagai terapi anti-kanker pada manusia.
Magnolol juga memiliki sifat anti-kanker seperti honokiol. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa magnolol dapat membantu mengatur dan menekan pertumbuhan tumor di berbagai organ tubuh. Studi tabung tes menemukan bahwa magnolol dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Meningkatkan kualitas tidur
Polyphenol di kulit pohon bunga cempaka putih, yang terdiri dari honokiol dan magnolol, dipercaya dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Kulit pohon bunga cempaka putih dapat digunakan untuk mengatasi insomnia atau mendukung tidur yang lebih baik. Sebuah studi pada tikus menemukan bahwa magnolol dengan dosis 5-25 mg per kg dari berat badan dapat dengan signifikan mengurangi latensi tidur, atau jumlah waktu yang dibutuhkan untuk seseorang tertidur. Penelitian yang sama juga menemukan bahwa dosis serupa dapat meningkatkan tidur REM dan non-REM. Selanjutnya, magnolol dapat meningkatkan jumlah tikus bangun saat tidur namun mengurangi berapa lama mereka terbangun.
Penelitian kedua pada tikus mengamati hasil serupa setelah memberikan honokiol, yang mana dapat mengurangi waktu tikus untuk tertidur dan berganti ke tidur non-REM. Efek kulit pohon bunga cempaka putih ini dianggap berhubungan dengan aktivitas reseptor GABA(A) di sistem saraf pusat. Hal ini tentunya masuk akal, mengingat aktivitas reseptor GABA(A) berhubungan sangat dekat dengan tidur.
Apakah kulit pohon bcempaka putihunga cempaka aman untuk digunakan?
Sebuah tinjaun 44 artikel pada tahun 2018 tentang keamanan dan toksisitas honokiol dan magnolol yang terkandung di dalam kulit pohon bunga cempaka putih menunjukkan bahwa kedua senyawa tersebut aman untuk manusia. Beberapa penelitian telah meresepkan ekstrak kulit pohon bunga cempaka putih terkonsentrasi hingga 1 tahun tanpa adanya efek samping negatif. Selebihnya, studi pada tabung tes dan organisme hidup menunjukkan bahwa ekstrak kulit pohon bunga cempaka putih tidak memiliki sifat mutagenik dan genotoksik, dalam arti risiko kulit pohon cempaka menyebabkan mutasi genetik sangat rendah. Sehingga, selama kulit pohon bunga cempaka putih digunakan dengan bertanggungjawab dan dalam takaran yang wajar, tidak akan ada risiko efek samping dalam penggunaannya.
No comments: