Kejang


Kejang adalah gangguan yang meliputi aktivitas listrik otak. Otak mengatur bagian tubuh manusia melalui impuls listrik. Impuls listrik harus harus dilepaskan secara teratur dan berdasarkan koordinasi supaya otak manusia berfungsi dengan baik. Jika tidak bekerja dengan baik, maka manusia bisa mengalami kejang.


Seseorang yang mengalami kejang dapat memicu gangguan pada aktivitas listrik otak, serta mengakibatkan disfungsi otak sementara. Kejang juga bisa menimbulkan getaran yang kencang dan hilangnya kendali pada diri seseorang. Kejang merupakan salah satu gangguan yang dapat menimbulkan cedera sehingga perlu segera diobati.


Jenis Kejang


Kejang dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:
  • Kejang non-epilepsi Kejang non-epilepsi adalah jenis kejang yang disebabkan oleh cedera.
  • Kejang parsial
    Kejang parsial adalah jenis kejang yang terjadi ketika seseorang menderita epilepsi.
  • Kejang umum
    Kejang umum adalah jenis kejang yang terjadi akibat kedua sisi otak yang mempengaruhi tubuh.

Tanda dan Gejala


Jika seseorang mengalami kejang parsial dan umum, maka mereka bisa menunjukkan tanda dan gejala yang berlangsung selama 15 menit per episode. Gejala yang dialami manusia bisa terjadi sebelum mereka:
  • Memicu rasa takut atau cemas secara tiba-tiba pada dirinya.
  • Menimbulkan perasaan mual pada perut.
  • Merasa pusing.
  • Mengalami perubahan pada penglihatan.
  • Sakit kepala.
  • Kehilangan kendali pada lengan dan kaki.


Gejala yang menunjukkan manusia mengalami kejang adalah sebagai berikut:
  • Hilangnya kesadaran.
  • Kejang di bagian otot.
  • Air liur yang menetes dan berbusa.
  • Jatuh secara mendadak.
  • Perasaan aneh di bagian mulut.
  • Menggigit lidah sendiri.
  • Mengatupkan gigi.
  • Pergerakan mata secara mendadak.
  • Memicu suara seperti mendengkur.
  • Sulit untuk menahan buang air kecil atau besar.
  • Perubahan suasana hati secara tiba-tiba.


Penyebab


Seseorang yang mengalami kejang bisa disebabkan karena faktor berikut:
  • Terkena pukulan.
  • Mengalami kanker.
  • Mengalami tumor otak.
  • Mengalami cedera pada bagian kepala.
  • Memiliki elektrolit yang tidak setara.
  • Gula darah yang rendah di dalam tubuh.
  • Terkena infeksi otak seperti meningitis.
  • Menggunakan obat antipsikotik dan obat asma.
  • Menggunakan alkohol atau narkoba.


Diagnosis


Jika Anda mengalami kejang, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk menentukan jenis kejang yang Anda alami untuk menentukan pengobatan yang tepat. Tidak hanya itu, dokter juga akan memeriksa riwayat medis dan tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami kejang seperti sakit kepala dan gangguan tidur. Dokter juga melakukan pemeriksaan di laboratorium untuk:
  • Melakukan tes darah untuk menentukan kadar elektrolit.
  • Pemeriksaan tulang belakang untuk menghilangkan infeksi.
  • Skrining toksikologi untuk mendeteksi obat dan racun di dalam tubuh pasien.


Tes elektroensefalografi (EEG) juga digunakan untuk mendeteksi masalah seperti ini dan mengukur gelombang otak pasien. Dengan mengukur gelombang otak, dokter dapat menentukan jenis kejang yang dialami pasien. Tes pencitraan seperti CT scan atau MRI juga diperlukan untuk membantu menggambarkan kondisi otak manusia, serta melihat kelainan darah seperti tersumbat.


Pengobatan


Berikut adalah pengobatan yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kejang:
  1. Obat antikejang Obat antikejang adalah pengobatan yang paling efektif untuk mencegah kejang. Meskipun paling efektif, dokter perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti usia pasien untuk menentukan dosis obat tersebut.
  2. Pembedahan
    Pembedahan juga dapat dilakukan dengan mengangkat bagian yang memicu seseorang mengalami kejang.
  3. Stimulasi saraf vagus
    Stimulasi saraf vagus adalah cara lain yang dapat dilakukan dengan meletakkan alat tersebut di bawah kulit dada pasien untuk menstimulasi saraf vagus pada leher, serta mengirimkan sinyal ke otak untuk menghambat kejang.
  4. Stimulasi otak dalam
    Cara ini dapat dilakukan dengan menempatkan elektroda di bagian otak untuk memberikan impuls listrik. Kegunaannya adalah untuk mengatur aktivitas otak yang tidak normal. Alat ini dihubungkan dengan alat pacu jantung yang diletakkan di bawah kulit dada pasien.
  5. Neurostimulasi responsif
    Selama menggunakan cara ini, perangkat yang diletakkan di jaringan otak memiliki kegunaan untuk mendeteksi aktivitas kejang, serta memberikan stimulasi listrik ke bagian yang terdeteksi untuk mencegah kejang.
  6. Terapi diet
    Terapi diet dapat dilakukan bila pasien memiliki lemak yang tinggi dan karbohidrat yang rendah. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan kejang.

Pola Hidup Yang Sehat


Untuk mengurangi risiko kejang, Anda juga dihimbau untuk menerapkan pola hidup yang sehat dengan cara berikut:
  • Beristirahat yang cukup.
  • Mengkonsumsi makanan yang sehat.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Hindari tekanan atau stres.
  • Jangan mengkonsumsi alkohol atau narkoba.
Kejang Kejang Reviewed by SehatQ on June 25, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.