Fakta Sindrom Munchausen: Pura-Pura Sakit untuk Mendapat Perhatian

Pura-pura sakit adalah hal yang sering dilakukan untuk menghindari sesuatu. Sewaktu kecil cara ini sering digunakan anak sebagai alasan tidak masuk sekolah dan tanpa disadari kebiasaan ini mungkin akan terbawa hingga menginjak usia dewasa. Sebagian orang  justru senang ketika merasa dirinya sakit atau lebih tepatnya pura-pura sakit. Karena hal ini dilakukan untuk mendapatkan perhatian orang lain. Kebiasaan ini merupakan penyakit mental yang disebut sindrom munchausen.

Sindrom munchausen atau disebut dengan factitious disorder merupakan gangguan mental pada orang berusia dewasa muda, di mana orang tersebut sengaja pura-pura sakit atau menyakiti diri sendiri untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Penderitanya akan memalsukan berbagai gejala dan keluhan penyakit, baik fisik maupun psikis. Mereka juga tak akan ragu untuk pergi ke rumah sakit, mendatangi dokter, mencari obat di apotek, hingga menjalani berbagai tes untuk mengobati penyakit palsunya. 

Selain berpura-pura sakit, ternyata terdapat beberapa fakta menarik lainnya seputar kondisi sindrom munchausen, di antaranya:

Penderita sering menirukan gejala penyakit tertentu

Gejala dari sindrom munchausen sendiri yaitu melakukan peniruan penyakit atau cedera yang berlebihan untuk menipu orang lain. Orang dengan gangguan ini berusaha keras untuk menyembunyikan tipuan mereka, sehingga sulit untuk menyadari bahwa gejala mereka sebenarnya adalah bagian dari gangguan kesehatan meskipun tanpa menerima keuntungan apa pun.

Penyebab sindrom munchausen tidak diketahui secara pasti

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab sindrom munchausen ini. Akan tetapi, para peneliti percaya akan adanya peran faktor biologis dan psikologis dalam perkembangan sindrom ini. Seperti memiliki trauma psikis atau riwayat penyakit saat anak-anak, gangguan kepribadian atau antisosial, dan pernah mengalami kecewa berat terhadap figur tertentu atau petugas medis. 

Sindrom munchausen juga dikaitkan dengan gangguan kepribadian

Terdapat kemungkinan adanya hubungan antara sindrom munchausen dengan gangguan kepribadian. Gangguan tersebut kemungkinan berasal dari kebutuhan batin individu untuk dianggap sakit atau cacat. Bisa juga karena orang tersebut merasa tidak aman tentang identitasnya sendiri.

Orang yang terkena sindrom munchausen biasanya juga rela menjalani tindakan ekstrem, seperti menjalani tes atau operasi yang menyakitkan atau berisiko dalam upaya mendapatkan simpati dan perhatian khusus layaknya yang diberikan pada orang sakit. Jadi, menurut mereka, berpura-pura sakit memungkinkan mereka untuk memperoleh dukungan dan penerimaan dari orang lain.

Diagnosis yang cenderung sulit

Diagnosis sindrom munchausen bisa sangat sulit mengingat ketidakjujuran yang ditunjukkan oleh para penderitanya. Mula-mula, dokter harus mengabaikan semua kemungkinan gangguan fisik dan mental sebelum mempertimbangkan diagnosis sindrom Munchausen.

Pengobatan untuk sindrom munchausen biasanya berupa konseling

Penanganan untuk sindrom ini biasanya fokus pada perubahan perilaku dan mengurangi ketergantungan penderita pada berbagai prosedur dan perawatan medis. Penanganan yang utama biasanya berupa psikoterapi dengan metode terapi kognitif dan perilaku. 

Biasanya keluarga dan kerabat penderita juga akan menjalani terapi keluarga untuk mendampingi penderita. Untuk obat, sebetulnya tidak ada obat untuk mengobati gangguan sindrom munchausen. Hanya saja dokter akan meresepkan obat-obatan berupa antidepresan dan penderitanya harus benar-benar diawasi selama mengonsumsi obat ini.

***

Seperti gangguan jiwa pada umumnya, penderita sindrom munchausen tak bisa disembuhkan sepenuhnya. Namun, sindrom pura-pura sakit ini bisa dikendalikan setelah diagnosis ditegakkan dan penderita mau bekerja sama dengan keluarga, kerabat, atau tenaga kesehatan mental profesional untuk menanggulangi sindrom ini.