Selama bertahun-tahun, penyedia layanan kesehatan merekomendasikan penggunaan aspirin setiap hari untuk membantu mencegah serangan jantung dan stroke pada orang-orang yang memiliki risiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular. Namun, pada tahun 2018, 3 studi menunjukkan bahwa faktanya penggunaan aspirin tidak selalu bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan dapat dihubungkan dengan risiko lebih tinggi menderita pendarahan parah.
Siapa saja yang bisa mendapatkan manfaat menggunakan aspirin setiap hari?
Aspirin memiliki manfaat kesehatan untuk mereka yang pernah menderita serangan jantung atau stroke. Anda harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu apabila ingin menggunakan aspirin setiap harinya. Peneliti di Universitas Auckland di Selandia Baru memantau 250 ribu orang usia 30 hingga 79 tahun tanpa penyakit kardiovaskular atau sebelumnya tidak menderita serangan jantung dan stroke untuk melihat apakah manfaat penggunaan aspirin setiap hari sebanding dengan risiko yang dibawanya selama periode waktu 5 tahun. Mereka menemukan hanya 2,5 persen wanita dan 12,,1 persen pria dari kelompok tersebut mendapatkan manfaat penggunaan aspirin setiap hari.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan aspirin dan mendapatkan manfaatnya adalah orang-orang yang sudah tua dan memiliki tekanan darah tinggi, yang mana merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular, dan memiliki level atau kadar kolesterol yang buruk. Para perokok aktif, mereka yang menderita diabetes, dan orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan penurun kolesterol juga bisa mendapatkan manfaat penggunaan aspirin. Penelitian tersebut diharapkan agar orang akan berbicara dan berdiskusi dengan dokter mereka terlebih dahulu guna memastikan apakah penggunaan aspirin setiap hari cocok untuk kondisi kesehatan tubuh mereka.
Risiko, peringatan, dan interaksi obat
Orang-orang yang menderita penyakit pendarahan seperti haemophilia, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, asma, maag atau peptic, dan penyakit ginjal atau hati harus berhati-hati dalam mengonsumsi aspirin dan hanya minum obat ini apabila dokter merekomendasikannya. Selain itu, di bawah pengawasan dokter, mereka yang sedang hamil atau menyusui bisa mengonsumsi aspirin dosis rendah (dokter biasanya tidak merekomendasikan aspirin dosis tinggi pada masa kehamilan). Sementara itu, mereka yang memiliki alergi terhadap NSAID harus menghindari penggunaan aspirin. Dokter biasanya tidak menggunakan aspirin saat stroke terjadi karena tidak semua stroke disebabkan oleh penggumpalan darah. Dalam beberapa kasus, aspirin dapat membuat stroke menjadi lebih parah.
Interaksi obat terjadi ketika obat yang Anda konsumsi membuat obat lain menjadi tidak efektif atau kombinasi tersebut bisa membahayakan kesehatan. Penggunaan aspirin dapat berinteraksi dengan obat seperti:
Penghilang nyeri anti-peradangan. Contoh obat yang masuk ke dalam kategori ini adalah diclofenac, ibuprofen, dan naproxen. Apabila dikombinasikan bersama aspirin, obat jenis ini dapat meningkatkan risiko pendarahan lambung.
Penghambat reuptake serotonin selektif (SSRI) dan antidepresan lainnya. Contoh obat jenis ini adalah citalopram, fluoxetine, paroxetine, sertraline, dan venlafaxine. Jika dikombinasikan dengan aspirin, obat ini dapat meningkatkan risiko pendarahan.
Warfarin. Pengencer darah ini apabila dikombinasikan dengan aspirin dapat mengurangi efek antikoagulan obat dan meningkatkan risiko pendarahan. Ada beberapa situasi tertentu di mana kombinasi obat ini dapat dibutuhkan.
Efek samping aspirin yang sering dijumpai adalah iritasi usus atau lambung, gangguan pencernaan, dan mual. Selain itu, ada pula efek samping serius, meskipun jarang dijumpai, yang harus diwaspadai, seperti gejala asma yang memburuk, muntah, peradangan lambung, pendarahan lambung, dan lebam. Aspirin juga memiliki efek samping berbahaya, seperti pendarahan di otak atau lambung dan gagal ginjal.
No comments: